Mohon tunggu...
hosiana krisnaputri
hosiana krisnaputri Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

hanya seorang mahasiswi yang mengejar sarjana ilmu menangis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Liburan Akhir Tahun, Wisata ke Jogja Yuk!

18 Desember 2020   22:18 Diperbarui: 18 Desember 2020   22:38 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 mulai masuk ke Indonesia sejak bulan Maret 2020 yang artinya sudah sembilan bulan kita sebagai masyarakat Indonesia berjuang melawan virus berbahaya ini. Penambahan kasus perharinya dari setiap provinsi cukup tinggi dan jika diakumulasikan total pasien sejak maret hingga saat ini mencapai 557.877 kasus (CNN,2020).

Sedangkan berdasarkan Data Kependudukan 2020, total penduduk di Indonesia per 30 Juni 2020 mencapai angka 268.583.016 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 0,77 persen dibandingkan 2019 (Kompas, 2020).

Perubahan yang diakibatkan oleh Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak aspek dari kehidupan manusia yang berubah, hal ini mencakup pendidikan, politik, ekonomi, sosial, transportasi, komunikasi hingga pariwisata. Hal ini menyebabkan pariwisata di indonesia terutama di Yogyakarta sangat menurun drastis. Pariwisata yang merupakan bagian dari pendapatan ekonomi negara dan daerah banyak menurun secara drastis.

Dapat kita lihat dari data diatas, virus ini memakan sangat banyak korban walaupun angka kesembuhan grafiknya cukup tinggi dibandingkan pasien yang meninggal dunia. Kasus yang meningkat setiap harinya dan resiko besar yang harus dihadapi oleh masyarakat membuat Indonesia bahkan seluruh dunia menerapkan peraturan yang mengharuskan masyarakat untuk tetap dirumah dan melakukan pekerjaan maupun pendidikan dirumah kecuali ada keperluan mendesak atau pekerjaan yang tidak dapat dilakukan di rumah.

Biasanya orang menyebut kegiatan ini dengan istilah #StayAtHome. Kegiatan dengan istilah #StayAtHome tersebut ditujukan untuk memutus rantai penyebaran virus yang terjadi saat orang-orang saling berinteraksi. Sedangkan di kota Jogja saat ini total kasus Covid-19 sampai saat ini mencapai 8258 kasus terkonfirmasi (TribunJogja.com, 2020).

Masyarakat Indonesia diminta untuk lebih aware terhadap virus ini karena nyatanya rumah sakit sekarang ini sedang kewalahan untuk mengatasi pasien yang terinfeksi virus ini. Bahkan tak sedikit juga rumah sakit yang menolak pasien terinfeksi covid untuk dirawat di sana karena bangsal-bangsal sudah penuh dan pasien diarahkan untuk isolasi mandiri dirumah dan tidak berinteraksi langsung dengan anggota keluarga atau orang disekitarnya.

Saat ini social distancing, yang dapat dikatakan sebgaian cara hidup baru masyarakat dunia, oleh sebab itu pemerintah menyediakan tempat cuci tangan, operasi penggunaan masker, cek suhu, dan lain-lain di tempat umum. Selain dari pihak pemerintah, pihak masyarakat perlu menyadari penting, tingkat urgensi, manfaat serta dampak penggunaan masker dan hand sanitizer sudah menjadi budaya baru di Indonesia.

Kebijakan untuk tetap di rumah (atau biasa disebut dengan Work From Home) menyebabkan sektor pariwisata mengalami penurunan jumlah pengunjung atau wisatawan yang ternyata didominasi oleh wisatawan mancanegara.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yaitu Angela Tanoesoedibjo mengatakan bahwa Indonesia diperkirakan kehilangan sejumlah devisa sebesar 14,5-15,8 miliar dolar AS karena adanya penurunan kunjungan dari wisatawan mancanegara karena adanya pembatasan wisatawan mancanegara untuk masuk ke Indonesia.

Menurunnya kunjungan wisata juga dapat dirasakan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta terutama kota Jogjakarta yang sebagian besar pendapatan daerah yang bergantung pada sektor pariwisata.

Masyarakat Jogja banyak yang bermata pencaharian pedagang baju atau makanan di sepanjang jalan Malioboro, tukang becak, kusir delman, dan lain-lain yang sangat terdampak ekonominya semenjak pandemi ini berlangsung. Tak hanya pedagang saja, wisata museum, Alun-Alun Kidul, Taman Sari, dan Keraton pun tampak mulai sepi pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun