Dalam film Boyhood (2015), konflik yang dialami Mason Jr sebenarnya telah memengaruhi ID miliknya yakni kebutuhan emosional akan kasih sayang.
Tidak hanya itu, beberapa dialog yang terjadi antara Mason Jr dan tokoh lain menunjukkan adanya rasa penantian, apakah kondisi keluarganya akan kembali.
Belum lagi konflik semakin memanas karena ibunya ingin menikah lagi dengan orang lain. Di saat inilah sikap dan respon Mason tidak berhenti dibentuk serta mau tidak mau, ia harus berjuang.
Superego yang dimiliki Mason dalam tahap ini aktif secara bertahap. Ia memahami bahwa ia tidak boleh hanya berfokus pada kebutuhan kasih sayangnya dalam hal kelengkapan keluarga.
Seiring bertambahnya umur, sifat Mason yang pada mulanya sangat kesusahan untuk menerima keadaan, mulai bisa membiasakan diri.
Apalagi kedewasaannya semakin muncul dan membuatnya perlu memikirkan tujuan lain yakni mencapai impiannya.
Cateridge (2015, h. 279) mengatakan bahwa menjadi dewasa berarti mengembangkan ego secara sadar dan rasional untuk moderasi ID.
Sedikit demi sedikit, Mason tau bagaimana cara ia melawan egonya sendiri. Ia tidak bisa tenggelam terlalu lama dalam kesedihan yang menimpanya.
Pembentukan alur cerita seperti ini yang menurut saya membuat film Boyhood (2015) menjadi pantas untuk kamu tonton, minimal sekali seumur hidup.
Perjuangan Tokoh Menjadi Inspirasi
Penerapan konsep terkait psikologis sang tokoh utama sebetulnya bisa memberikan dampak lain kepada penontonnya.
Ketika kita melihat film tersebut secara keseluruhan, kita akan berpikir kalau ternyata anak-anak yang mengalami masalah broken home, ternyata harus mengalami kehidupan yang serba naik turun.