Mohon tunggu...
Hosea Alfandi
Hosea Alfandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu politik, fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, universitas bangka belitung

Saya adalah seorang mahasiswa yang suka menulis berbagai hal dan opini, saya masih di semster 2 tapi saya suka menulis kritis berbagai hal tentang politik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Pola Pikir dan Mental Miskin di Indoensia dalam Bernegara dan Bermasyarakat

9 Maret 2024   23:04 Diperbarui: 9 Maret 2024   23:10 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

 

Mental miskin di Indonesia

  • Pola pikir bermental miskin ini tidak lepas dari sejarah bangsa itu sendiri, Indonesia pada awal masa kerajaan terpecah pecah menjadi beberapa kerajaan kerajaan kemudian dikenal sebagai Nusantara, Nusantara sendiri berasal dari bahasa sansekerta dari dua kata yaitu nusa dan antara kata ini pertama kali dicetuskan oleh kerajaan singasari dari raja katanegara masa Hindu-Budha di Nusantara Pada abad 475 M (abad ke-5). Pola dan perilaku miskin bahkan sudah ada di indonesia pada masa kerjaan kerjaan di nusantara, Mental miskin ini sendiri sudah ada di  nusantara mulai dengan pajak yang dibuat menggelembung oleh para pejabat pada masyarakat yang buta huruf awal dimana kasus korpsi yang tercatat dalam sejarah pada nusantara bukan hanya itu kelompok ini dinamai dengan mangilala dwarja haji yang disebutkan pada abad ke 9 pada tahun 741 caka atau pada 819 Masehi. 

  • Mangilala dwarja haji ini bahkan ada sampai dengan masa kolonial Belanda pada saat tanam paksa diterapkan di nusantara dalam prakteknya para petani hanya mendapat 20%, 20% dibawa oleh para kolinial belanda ke negeri induk dan sisanya yaitu 60% dibawa dan dimakan oleh para pejabat pejabat lokal daerah dari desa hingga kabupaten. 

  • Melihat hal ini menandakan pola pikir masyrakat dari indoensia sejak dulu mengalami krisis mental dilanjutkan pada masa penjajahan jepang yang menjadi salah satu cikal bakal teori geneologi korupsi di indonesia, dimana jepang memperkerjakan apartur lokal yang memiliki kemampuan rendah bahkan serakah, Serakah menjadi salah satu tanda bahwa seseorang mengalami mental miskin pada kepribadiannya ditambah tidak diimbangi pendidikan yang berkompeten dan diembani dengan rasa tanggung jawab yang diberikan menabah bahwa ketidakmampuan dalam menjalakan sebuah tugas atau amanat hingga memunjulkan sifat sifat tidak diinginkan jika dihal ini tidak dirubah akhrinya menimbulkan pola pikir miskin. 

  • Hingga kini pola perilaku miskin ini sudah mengakar pada pikiran masyarakat di indonesia semua terlihat jelas ketika orang orang yang mampu malah tetap dan memilih menggunakan identitas miskin demi keuntungan, contoh kasus yang dapat kita ambil dari langkanya Tabung gas ELPIJI 3kg yang diglontorkan dan di berikan pada masyarakat masyarakat kelas menengah bawah atau masyarakat miskin, kelangkaan ini disebabkan oleh kurangnya distribusi yang merata pada masyarakat yang menerima harus benar benar memang dari kalangan bawah namun pendistribusian ini gagal dilakukan. Banyak masyarakat kelas menengah, awalnya menggunakan tabung gas 12kg beralih ke 3kg ini menciptakan loncakan kebutuhan tabung gas elpiji meningkat dan pemerintah yang telah memberikan subsidi otomatis mengalami pengbekakan pada biaya bahkan dari pihak Pertamina sendiri mengakui bahwa tidak adanya gangguan atau masalah dalam pensubsidian tabung gas elpiji tapi nyatanya tabung gas elpiji 3kg mengalami kelangkaan. Kasus diatas merupakan salah satu bahwa masyarakat indoensia masih dan memiliki pola pikir miskin dalam berbagai pengambilan keputusan dalam hidupnya. 

  • Menurut Jean piaget, ia mengungkapankan sebuah teori yaitu Kognitif PiagetI dimana pada teori ini disebutkan bahwa “sebenarnya manusia mengembangkan pola pikir dan pemahaman dari ketika kanak-kanak hingga dewasa”. Dari teori yang dipaparkan oleh jean piagnet bahwa manusia memang terbentuk pola pikir dari masa kanak kanak dan pada kasus warga masyarakat indonesia pola pikir ini akan terus tumbuh ketika mereka diasuh, dididik, dan belajar dalam sebuah keluarga ataupun lingkungan yang memiliki pola pikir miskin, anak anak akan cenderung menirukan orang tuanya, hal ini dibuktikan pada penelitian Cognitive and Parenting Pathways in the Transmission of Antisocial Behavior from Parents to Adolescents di dalam sebuah jurnal JSTOR dapat ditarik sebuah kesimpulan orang tua menjadi contoh perilaku dan hal hal yang dilakukan oleh orang tua akan cenderung normal pada lingkungan keluarga hingga dewasa akan terus berpikir dan memiliki pola pikir miskin, sebuah masalah seperti ini yang harusnya dapat disadari dan diatas pada lingkungan sekitar pasalnya pola pikir atau mental miskin akan sangat mengganggu dalam sebuah pertumbuhan negara, menghambat tumbuh kembang negara dalam setiap pembuatan kebijakan dan stailitas kemakmuran negara. Hal hal seperti ini yang mejadikan mental kita masyrakat masyarakat indoensia lebihnya pada masyrakat yang merasa dirinya selalu kurang, rakus, kikir dan perilaku korpsi menjadi hal marak terjadi hingga menjadi suatu masalah serius.

Hubungan dengan Kondisi Perpolitikan dan Pemerintahan Indonesia dalam Pola Pikir Miskin

Dari pendefisian yang diberikan diatas dapat ditarik sebuah benang merah dengan kondisi politik indoensia saat ini masih banyak sekali kasus korupsi yang terjadi dimana mana lebih parahnya ketika sifat ini digabungkan dengan politik, ketidakpuasan menjadi hal yang membuat dirinya harus memiliki semuanya. Bahkan kasus korupsi pada tingkat desa menjadi yang terbesar hingga mencapai 130+ kasus dari ketika dimana telah diberikan dana desa sekitar 1,5M pada masing masing desa. 

Ini menjadi sebuah pr dasar akan apa yang dihadapi indonesia dalam mencapai indoensia emas 2024 ini bisa dikatagorikan sebagai kesehatan mental semakin menjelang tahun politik semakin menambah dan memperburuk kondisi. Namun korupsi merupakan tindakan besar dari perbuatan perbuatan kecil sebelumnya yaitu money politic masyrakat masyarakat yang menunggu datangnya kampanye lebih parahnya ini dikatakan sebagai budaya yang sulit dihilangkan. Contoh nyata yang dapat diambil adalah bagaimana provinsi kepulauan Bangka Belitung menjadi zona merah dengan kasus money politik sangat membuktikan kecerdasan akan sangat mempengaruhi mental dan cara berpikir seseorang dalam bertindak, dalam salah satu teori budaya politik yang dibagi menjadi 3:Budaya politik parokial   3. Budaya politik partisipan Budaya politik subjektif

Namun pada kenyataannya di Indonesia dikarenakan mental dan pendidikan rendah kemudian memunculkan yang namanya budaya politik punya Indoensia itu sendiri contohnya budaya politik tradisonal dan budaya politik agama, yang seharusnya kedua budaya politik ini tidak ada malah ini bagian dari politik parokial dan subjetif dimana kedua politk ini menjelaskan bagaimana seseorang cenderung melakukan kegiatan politik dengan melihat agama, ras, suku dan melihat kepribadian suka atau tidak dalam memilih bahkan dalam melakukan kegiatan politik di Indoensia. 

Lagi lagi ini akan sangat dipengaruhi dari zaman nusantara terlebih indoensia dengan keadaan pluralnya. Ini menjadi tantangan bagaimana kedepannya negeri ini dapat maju menuju emas 2045 yang dikatakan emas indoensia. Ini yang kemudian menjadi masalah bersama dalam membangun negeri tercinta Indonesia partai politik, pendidikan dan mental yang menjadi pr besar bersama dalam menghadapi tantangan.

Partai politk harus menjadi agen yang mampu membingbing masyarakat dalam kondisi politik yang tidak sehat dan memberikan pengaruh buruk, politk jangan dipandangan sebagai alat merebut kekuasaan namun politik menjadi acuan dan merupakan cara melawan politik yang disalah gunakan. Disini peran partai politik namun hal ini gagal dilaksanakan malahan banyak partai politik yang menunggangi masyarakat masyarakat bisa dikatakan kurang berpendidikan dan mental yang rendah, mencoba untuk melakukan mobilisasi serta memicu emosi kemudian dari hal ini lahirlah money politc dari bagaimana partai politik berusaha memfaatkan keadaan Indonesia bahkan membuat money politic merupakan hal yang harus dilakukan oleh para calon yang ingin melakukan pencalonan seperti Gubernur, Presiden dan Dpr. Begitu miris jika kita peka dan terus memperhatikan kondisi sekarang bagaimana dan apa solusi yang harus diambil jika ini terus berlangsung pada kondisi masyarakat yang akhirnya memunculkan mental miskin.

Pendidikan bukan hal asing lagi diteliga kita namun terasa asing pada masyarkat terpelakang dan mengalami kemunduran. Kemudian menjadi PR bersama bahkan peningkatan pendidikan dan pemahaman bahwa pendidikan itu penting terus dilakukan. Didapat dari sumber yang ada bahwa peringkat indoensia pada ranking dunia hanya menempati urutan dari 134 Negara hanya menempati urutan ke 116 sulit dibayangkan bagaimana pendidikan di indoensia bisa tergolong sangat rendah dan miris. Yang akhirnya menjadi masalah pada pola pikir dan mental masyrakat dalam bernegara menimbulkan mudahnya massa untuk dimobilisasi demi kepentingan kepentingan oligarki ataupun partai dengan iming iming sebuah material berupa uang ataupun dikonvresikan ke bentuk bentuk lain.

Mental kunci utama setelah pendidikan, bagaimana pola dalam bermasyarakat yang kemudian melahirkan suatu budaya, kebudayaan memunculakan kebiasaan hingga membentuk mental pada masyrakat karena hal yang biasa terjadi pada masyrakat lagi lagi bagaimana peran para cendikiawan dan para partai politik melakukan yang namanya pendidikan politik pada masyrakat sehingga Mental mereka dapat terbiasaan dengan sesuatu yang seharusnya tidak ada dan tidak baik untuk terus dilakukan, mental miskin terjadi karena adanya kebiasaan kebiasaan dari pola perilaku masyrakat itu sendiri yang cenderung dimobilisasi bahkan dimanfaatkan oleh para oligarki yang juga memiliki mental miskin bahwa dirinya merasa kurang, ingin sesuatu dengan sangat instan dan gampang, murah dan apa pun yang dapat memudahkan dirinya tanpa memikirakan dampak yang terjadi. Setelah itu mahasiswa memilki peran tak kalah pentingnaya dalam pembentukan moral dimasyrakat, mahasiswa menjadi perpanjangan lidah, menjadi pengontrol dan penjaga moral masyrakat sebagai mahasiswa bagiamana memberikan pengajran dan pengabdian hingga pada akhirnya membentuk sebuah kebiasaan hingga mental mereka dapat terbentuk.

Melihat kondisi mental seseorang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun