Kedua bank tersebut merupakan perusahaan terbuka, pertanyaannya siapa yang akan delisting? Penulis berspekulasi bahwa Bank MNC (BABP) akan delisting jika merger ini selesai dilakukan.
Setidaknya ada beberapa alasan BABP yang akan delisting, yaitu:
1. Aset Bank MNC lebih kecil dibanding Bank Nobu.
2. Harga saham Bank MNC lebih rendah dibanding Bank Nobu.
3. Ada dua perusahaan finansial status tbk yaitu BABP dan BCAP.
4. Pernyataan Dian yang mengatakan Bank MNC bergabung ke Bank Nobu.
Meskipun ini masih spekulasi penulis tetapi besar kemungkinan terjadi mengingat terlalu banyak saham mnc yang tercatat dan membingungkan.
Jika membahas merger perusahaan pasti akan membahas prospek ke depannya. Meskipun ditopang oleh dua konglomerat, tantangan bank ini masih akan rumit.
Belum diketahui bagaimana rencana konsolidasi motion milik MNC dan Nobuneo milik Nobu. Belum lagi runtutan permasalahan yang mengiri kedua bank tersebut.
Kredit Meikarta
lippo merupakan salah satu bank yang memberi kredit untuk apartemen Meikarta. OJK menyebut tidak ada pelanggaran yang dilakukan Bank Nobu karena tugas mereka hanya memberi kredit (finansial). Masalah properti dan bangunan berurusan dengan PT Mahkota Sentosa Utama (MSU).Â
Mungkin beberapa investor mencoba melupakan bahwa Bank Nobu milikSedikit membingungkan, tetapi penulis yakin semua yang ada di dunia bisnis memahami bagaimana kasus ini berjalan. Merger Bank MNC dan Bank Nobu menjadi langkah baru untuk kredit ini. Bank Nobu yang selama ini tidak dapat mengembalikan uang konsumen, bisa saja mengembalikannya jika bersama Bank MNC. Spekulasi terbesar Lippo bisa saja menggandeng MNC untuk menyelesaikan meikarta.Â
Jalan berliku bank hasil merger ini masih panjang. Selama belum termasuk Bank Buku IV, bank ini masih perlu bersaing dengan banyak bank lainnya.
Penulis sendiri tidak yakin untuk menulis "skala ekonomi siapa yang akan paling meningkat". Keduanya masing-masing mencoba bertahan di tengah kondisi finansial yang ketat. Meskipun dalam hati penulis "grup ini yang pasti diuntungkan". Dimana eksentriknya? penulis serahkan ke pengamatan pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H