Siapa yang menyangka transformasi bisnis ini berhasil membuat BlackBerry bertahan. Mereka mulai melakukan pivot bisnis yang mulai terlihat pada tahun 2018. BlackBerry bekerja sama dengan mitra dalam merancang perangkat keras dan menyempurnakan pengalaman perangkat lunak untuk perusahaan besar.Â
Tahun 2019, sebagian besar penghasilan berasal dari penjualan perangkat lunak dan layanan serta lisensi. Mereka juga mengakuisisi Cylance yang menjadi pemimpin dalam kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk keamanan siber.Â
Sekarang, BlackBerry menjadi penyedia layanan teknologi otomotif dan keamanan siber. Adapun software otomotif yang dibuat BlackBerry antara lain fitur sistem bantuan pengemudi, infotainment, dan fitur mobil terkoneksi. Â Mitra BlackBerry antara lain General Motors, Mercedes-Benz, dan Toyota.Â
Dari haluan yang baru ini mengantarkan pendapatan BlackBerry di Mei 2022 sebesar US$168 juta (Rp2,491 triliun) , melebihi rata-rata perkiraan analis US$160,7 juta (Rp2,383 triliun).Â
Jika kamu masih mengingat BlackBerry sebagai produsen smartphone yang gagal, sekarang kamu harus merubah total mindset saat mendengar kata BlackBerry. Kini BlackBerry sebagai perusahaan inovatif yang bergerak di bidang keamanan siber, solusi keamanan dan privasi data.Â
Mereka merupakan pemimpin di bidang keamanan titik akhir, manajemen titik akhir, enkripsi, dan sistem tertanam dengan visi untuk mengamankan masa depan yang terhubung yang dapat Anda percayai.
Semoga bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H