Mohon tunggu...
Geraldo Horios
Geraldo Horios Mohon Tunggu... Lainnya - 没有人 v ホセ

menulis saat banyak pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ancaman Krisis Pangan Global, Bagaimana Perkembangan Food Estate Indonesia?

15 Juni 2022   12:07 Diperbarui: 15 Juni 2022   12:22 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden (14/06/2022), "Jokowi ditelpon oleh perdana menteri negara tetangga untuk mengekspor minyak goreng  dengan alasan negara tersebut dapat diterpa krisis sosial, krisis ekonomi, hingga krisis politik". 

Melihat berita ini, saya senang dan lega karena posisi itu bukan di Indonesia. Satu kalimat yang terlintas dipikiran adalah Indonesia sebenarnya negara yang seharusnya kuat secara ekonomi dan agrikultur, tapi kenapa masih ada harga pangan yang naik dan malah stok terbatas?

Berangkat dari pertanyaan itu, saya ingin tau terkait  perkembangan Food Estate yang digembor-gemborkan dari 2020 dan menjadi program Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 sebagai antisipasi Indonesia jika terjadi krisis pangan global. 

Food Estate atau Program Lumbung Pangan Nasional merupakan program pemerintah yang memiliki konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. 

Sesuai rencananya 1,2 juta ha lahan akan dibangun di Papua, Kalimantan Barat (120.000 ha), Kalimantan Tengah (180.000 ha), Kalimantan Timur (10.000 ha), dan Maluku (190.000 ha). Saat ini program sudah berjalan dan fokus di empat wilayah yaitu Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatra Selatan (Sumsel), Sumatra Utara (Sumut), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).


Kalimantan Tengah

Di wilayah Kalteng, kegiatan food estate dilaksanakan di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau. Komoditas utama yang ditanam di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau (29 ribu hektare) adalah padi yang telah menghasilkan 114.611 ton gabah kering giling (GKG) pada 2020, dan di lokasi pengembangan 2021 (13 ribu hektare) telah mencapai 47.589 GKG.  

Selain itu ada multi-komoditas yang telah dikembangkan meliputi budi daya tanaman hortikultura (buah dan sayuran) seluas lebih dari 473 hektare, ternak itik sebanyak 55 ribu ekor, dan kelapa genjah lebih dari 140 ribu batang pohon. 

Komoditas hortikultura dikembangkan di lahan seluas 473 hektare dimana Kabupaten Kapuas dengan luasan 220 hektare akan ditanam jeruk 140 hektare, durian 40 hektare, cabai rawit 20 hektare dan sayuran daun (kangkung dan sawi) 20 hektare. 

Sementara itu di Kabupaten Pulang Pisau dengan total areal 253 hektare rencananya akan ditanami durian 110 hektare, kelengkeng 100 hektare, cabai rawit 20 hektare serta sayuran daun (kangkung dan sawi) 23 hektare.


Sumatra Selatan

Di wilayah Sumsel, kegiatan food estate dilaksanakan di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Banyuasin. Lahan yang digunakan untuk berkegiatan intensifikasi lahan yaitu seluas 20.000 ha, dengan padi sebagai komoditas utama.


Sumatra Utara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun