Salah satu maksud orang memelihara ikan hias adalah ingin menikmati keindahan penampilannya: bentuk sirip, warna sisik, lekukan badan, gerak-gerik dalam berenang, dan lainnya.Â
Penampilan yang sudah indah itu semakin indah ketika disaksikan dengan penerangan lampu hias. Tidak heran, bisnis lampu hias juga menjanjikan di kalangan penjual ikan.
Bagi yang sering belanja ikan hias, gampang menemukan keberadaan lampu hias. Adalah sebuah pemandangan biasa, para penjual menyalakan lampu agar komoditas ikan terlihat jelas oleh pembeli. Tidak siang, tidak pun malam. Tidak sedang panas, tidak pula langit mendung.Â
Lampu dijual beraneka bentuk, ada yang kecil dan pendek. Ada yang panjang melebar. Biasanya, ada gantungannya seperti besi pegangan, agar mudah dipasang di salah satu sisi dinding akuarium.
Warnanya tidak kalah beraneka. Paling umum yaitu warna putih, merah, dan biru. Dari segi harga, sangat beragam, sesuai dengan kualitas dan merek. Yang murah banyak, mahal juga tidak sedikit.
Lampu hias sebagai salah satu alat dekorasi
Selain guna memperjelas penampilan ikan ketika dijual, lampu hias juga bermanfaat untuk seolah-olah menajamkan warna ikan.Â
Pada ikan berwarna merah, akan semakin tampak merah ketika diterangi lampu berwarna merah.
Saran bagi yang hendak beli ikan hias: mintalah penjual mematikan sejenak lampu hiasnya. Tengok benar warna ikan saat itu. Pastikan bahwa kemenarikan warna tidak disebabkan hanya oleh sinar lampu.
Biru pun demikian. Putih yang adalah warna netral juga berhasil memantulkan sinarnya pada ikan yang dasar tubuhnya putih. Sungguh semakin indah ikan dalam akuarium. Semakin suka pula, para pehobi menghabiskan waktu sekadar berbincang dengan teman atau melihat saja ikan di depan akuarium.
Pengalaman saya menggunakan lampu hias
Saya bukan orang baru dalam bermain ikan hias. Bukanlah sebagai penjual, tetapi pembeli. Lebih dalam lagi, pehobi.Â
Saya sudah beli beragam jenis lampu hias dengan berbagai warna, merek, dan harga.
Awal menggunakan, saya suka sekali. Benar-benar akuarium tampak indah dengan airnya yang bening, latar belakang dinding akuarium yang ditempel gambar alam, dan terutama kemolekan tubuh ikan yang disinari lampu.
Karena ketagihan, seringlah lampu saya nyalakan. Ketika pergi ke luar rumah, kerap saya tinggal. Akhirnya, terjadi beberapa hal yang tidak saya inginkan. Pembelajaran dalam pengalaman saya berikut semoga berguna.
Kemungkinan tumbuh lumut semakin cepat
Lumut gampang tumbuh di daerah lembap dan disinari cahaya. Sudah pasti, dinding akuarium adalah salah satu tempat lembap dalam ruangan rumah. Belum lagi didukung suhu ruangan yang cenderung tidak panas.
Lumut akan cepat tumbuh di dinding akuarium ketika lampu sering dinyalakan.Â
Warnanya yang hijau atau cokelat kekuningan memperburuk tampilan akuarium. Ikan jadi samar dilihat karena terhalang lumut. Kita perlu lebih sering membersihkan. Tambah repot.
Ikan berpotensi stres
Pengalaman saya memelihara ikan Louhan membuktikan. Pada alamiahnya, penerangan yang diperlukan ikan di alam bebas adalah sinar matahari. Itu pun tidak selalu langsung dirasakan, karena tertutup pohon dan dedaunan, bahkan awan mendung.
Waktu pertama kali lampu digunakan, ikan terpapar langsung. Sebagian menyesuaikan dulu keberadaannya. Ada yang tampak kaget dan berlarian. Sinar itu seperti tidak membuat habitat mereka nyaman.
Ketika sinar buatan lampu terus menyerang dan mengekspos keberadaan ikan, ikan gampang stres. Beberapa ikan yang suka kegelapan terus bersembunyi saat lampu menyala.
Jenong Louhan saya pernah tidak bulat sempurna. Entah karena tertabrak sesuatu atau lain. Pastinya, itu pertanda ia sedang stres. Pada selama itu, saya tidak menyalakan lampu.Â
Saya coba, apakah dengan gelap kondisi dalam akuarium, ikan akan suka? Beberapa hari kemudian, saya simak, jenong itu kembali bulat sempurna.Â
Saya menyimpulkan untuk memulihkan keadaan ikan, lampu hias tidak diperlukan. Buatlah kondisi sealami mungkin.
Biaya listrik tidak hemat
Memang, Watt yang dihabiskan untuk sebuah lampu tidak besar. Sekitaran 5, 10, atau 15 Watt, tergantung ukuran dan merek. Tetapi, jika terus-menerus dipakai, akumulasi penggunaan bertambah.
Dinyalakan pun jika tidak dilihat, seperti sayang, listrik dibuang-buang. Nyalakanlah seperlunya dan matikan sesudahnya. Biaya listrik bisa dihemat.
Catatan tambahan...
Yang perlu juga mendapat perhatian adalah pastikan kabel lampu terpasang aman pada colokan listrik. Kita paham, air adalah penghantar listrik efektif dan cepat.
Cek juga kondisi kabel. Lihat, ada yang terbuka -- sehingga serat kabel terlihat -- atau tidak. Lumayan lho, kalau tersengat listrik lampu. Saya pernah soalnya. Hahaha...
Pada akhirnya...
Adalah sebuah kebebasan bagi penikmat ikan hias untuk menggunakan lampu hias atau tidak. Jika itu menambah keindahan, mengapa tidak?
Tetapi, perlu diperhatikan ketika menggunakan. Jangan sampai, keberadaan lampu malah merepotkan kita. Terutama, mengganggu kenyamanan ikan dalam akuarium.
Apakah Anda juga memelihara ikan dalam akuarium? Ada lampu hiasnya?
...
Jakarta
6 November 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H