Candi itu tidak akan tersusun seandainya Beliau tidak memberi perhatian lebih kepada lingkungan bekas tambangnya. Sudah menjadi hal umum, daerah-daerah bekas lokasi tambang dibiarkan begitu saja.
Orang-orang sudah mengeruk harta dari sana, lingkungan menjadi buruk tidaklah urusan. Beliau beda. Dalam keisengannya, ada niat merasa perlu untuk mengelola lingkungan bekas tambang agar lebih menarik.
Menjadi menarik dan tidak membosankan tentu berdampak baik pertama bagi Beliau sendiri, karena setiap saat harus ke sana dan itulah yang dilihatnya terus-menerus.
Beliau membuat lingkungan kerjanya menjadi tempat yang nyaman. Siapa sangka, kemenarikan itu memikat orang-orang di luar. Barangkali perlu ditiru, perhatian Beliau terhadap lingkungan, dalam menyikapi lingkungan-lingkungan lain yang habis ditambang.
Membiarkan kreativitas berkembang
“Daripada saya bikin yang seperti itu lagi (ditumpuk jadi gundukan), dulu monoton begitu saja. Tapi kali ini agak divariasi. Mudahnya kita bikin seperti itu (bentuk candi),” kata Sunardi di rumahnya, Kamis (21/10/2021).
Saya menangkap setidaknya ada kreativitas yang sedang ingin dikembangkan Beliau terhadap batu-batu sisa bekas tambang yang tidaklah berguna. Tidak semua barang-barang sisa benar-benar tidak bisa dimanfaatkan.
Ada imajinasi bentuk candi dalam benaknya. Kreativitas itu diejawantahkan secara nyata, melalui perbuatannya menyusun candi. Unsur seni dan keindahan tampak.
Ada ketekunan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!