Pengalaman saya membaca buku
Semenjak pertengahan tahun lalu sampai sekarang -- kurang lebih setahun sudah, saya telah membeli 26 (dua puluh enam) buku kumpulan cerpen dari tahun ke tahun.
Masing-masing rata-rata berjumlah 150 halaman. Semuanya sudah habis saya baca hingga detik ini. Kalau dibagi 12 bulan, berarti ada minimal 2 buku per bulan yang saya baca.
Saya merasa sangat perlu membacanya sampai habis. Saya sengaja menaruh buku-buku yang belum dibaca pada tempat yang gampang terlihat setiap saya beraktivitas dalam rumah. Tentu, selain kerap membawanya -- barang satu -- ke mana-mana.
Buku itu harus saya baca. Ada beberapa pertimbangannya:
Belajar melaksanakan niat
Saya tidak tahu niat apa yang mendasari Anda pertama kali beli buku. Kalau saya, karena suka membaca cerpen. Saya merasa cerpen adalah hiburan dan skenario pendek tentang kehidupan yang bisa mengajar hal bermanfaat.
Saya memutuskan beli buku untuk memuaskan itu, yang hanya bisa diperoleh seusai selesai membacanya. Saya berkomitmen melaksanakan niat, bahkan tidak menyangka bisa sebanyak itu buku terbaca. Barangkali karena perasaan suka memang terkadang membuat orang tidak terkendali.
Menghargai uang yang telah dikeluarkan
Buku-buku itu tidaklah murah, kawan! Sebagaimana pula buku-buku yang Anda beli. Paling tidak, saya harus mengeluarkan Rp50.000,00 ke atas untuk memperoleh satu buku.
Jika uang itu saya gunakan untuk hal lain, tentu bermanfaat, dan ternilai lebih bermanfaat jika buku itu ternyata hanya saya biarkan begitu saja, tidak terbaca. Sayang sekali uang yang telah dikeluarkan.Â