Seorang lelaki masuk cepat ke sebuah kamar mandi. Perutnya sakit. Tidak berapa lama, ritualnya selesai. Ia bersih-bersih badan. Ia perhatikan ada sesuatu yang aneh.
Keran air di sebelahnya tidak mau berhenti. Sudah ia putar kencang, tetap air mengalir. Air itu bahkan tumpah dari bak, membanjiri lantai dengan deras, sampai terbuang-buang. Lelaki itu sedikit kesal.
Lantas, ia bertanya pada seorang penjaga. Tanpa merasa bersalah, penjaga itu bilang bahwa keran sudah diatur seperti itu agar air dalam bak selalu penuh. Tetapi, mengapa harus tumpah-tumpah?
Saya baru dari toilet umum. Ilustrasi di atas adalah kejadian nyatanya. Jika berwenang, pasti saya matikan itu keran. Saya langsung teringat betapa berharga air untuk kehidupan manusia.
Mengapa sebagian kita masih sering membuang seenaknya?
Sekilas saya teringat kakak saya nomor dua. Beliau paling rajin mengingatkan istrinya tentang cek segala sesuatu sebelum keluar rumah. Air salah satunya.
Apakah bak mandi sudah terisi penuh? Apakah keran telah diputar rapat sampai airnya tidak menetes? Apakah kabel listrik untuk mengisi air ke tandon sudah dicabut?
Boleh dibilang, kakak saya cermat terkait pengeluaran sehari-hari di rumah. Beliau mewarisi kebiasaan Mama saya yang lebih kepada menjaga agar tidak terjadi apa-apa dalam rumah.
Selain air, ada pula hal-hal lain yang diperhatikan teliti oleh mereka berdua.
Lampu kamar
Pernahkah kita sadari, berapa banyak lampu ruangan yang masih hidup selama kita di luar rumah? Sekembalinya ke rumah, lampu itu terus hidup. Listrik mengalir lancar. Padahal tidak digunakan.
Jika memang ada yang harus menyala, seyogianya hanya tertentu, semisal lampu depan rumah, bagian teras, dan dekat dapur. Lainnya tidak perlu menyala. Selain untuk hemat listrik, menjaga pula kualitas bohlam agar lebih awet.
Stop kontak dan peralatan listrik lain
Sejalan dengan lampu, stop kontak juga perlu dicermati. Beberapa stop kontak ada lampunya dan biasanya berwarna merah. Alangkah lebih baik jika itu dimatikan. Boleh jadi, kabelnya dicabut.
Kita tidak perlu repot mencabut kabel-kabel lain yang tersambung di badannya. Listrik sekali lagi lebih hemat. Pengeluaran bisa digunakan untuk hal lain. Dapat juga mencegah terjadi korsleting.
Ada pula peralatan listrik lain yang lampunya terbiasa menyala sebagai pertanda alat itu hidup. Kita malas mematikan karena sering digunakan.
Namun, jika dicermati, menonaktifkan hal-hal kecil begini apabila dikumpulkan dan diakumulasi berhari-hari berpotensi menghemat Rupiah lumayan besar. Berapa lampu dan stop kontak yang telah Anda matikan?
Pendingin ruangan dan kipas
Bagian berikut yang kita sering lupa adalah air conditioner (pendingin ruangan). Kipas manual juga termasuk. Seberapa sering Anda matikan keduanya sebelum keluar rumah?
Pendingin ruangan sangat menyedot listrik. Betapa sayang rumah dingin tetapi tidak ada yang menempati. Freon pendingin ruang habis tanpa berguna.
Kompor gas
Ini juga. Sangat krusial. Padamkan api kompor sampai mati. Gas yang tersambung juga jangan sampai bocor. Rumah kebakaran bisa muncul jika kita abai. Bau tidak sedap boleh jadi memenuhi ruangan. Belum lagi potensi gas meledak. Amit-amit, jangan sampai terjadi.
Satu lagi yang tidak kalah penting...
Pastikan pintu rumah terkunci. Pagar digembok rapi. Jangan biarkan pencuri masuk karena kecerobohan kita. Harta benda jadi aman. Kita tenang selama keluar rumah.
Mungkin sebagian hal-hal di atas terbilang sepele. Perkara remeh. Tetapi, jika kebiasaan itu dilakukan dan rutin, kita melatih diri menghemat energi. Listrik, air, dan gas yang tidak seharusnya terpakai tersimpan dengan aman.
Anak-anak pun boleh dilatih sejak dini. Mencintai lingkungan dengan menjaga keadaan di dalam rumah. Tidak perlu jauh-jauh ke alam luar. Mulai dulu dari keluarga.
Semoga, selama kita keluar, tidak terjadi apa-apa di dalam rumah. Semua aman, tidak ada yang terbakar dan terbuang sia-sia. Pengeluaran untuk biaya bulanan menjadi lebih hemat.
...
JakartaÂ
9 Agustus 2021
Sang Babu Rakyat