"Mas, minta tolong ke sini sebentar," mohon seorang lelaki paruh baya pada seorang pemuda yang duduk tidak jauh darinya. Pemuda itu menghampiri. "Ada apa ya, Pak?" tanya pemuda itu.
"Ini, Mas, cara mengoperasikan Microsoft Powerpoint supaya tampilannya lebih menarik bagaimana ya?" jawab lelaki itu. Pemuda itu tersenyum. Ia terpukau dan mengajarinya setulus hati. Ia sungguh ikhlas berbagi ilmu demi siapa pun.
Seiring pertambahan waktu, ada saja hal yang selalu baru dan perlu dipelajari. Tengoklah teknologi. Kecepatan perkembangannya tidak bisa diduga. Baru kemarin muncul ponsel A, sekarang sudah ada ponsel B yang lebih canggih.
Pada sebagian kasus, kita dituntut mau tidak mau menyesuaikan diri. Terlebih sekarang, saat pandemi terjadi. Penggunaan teknologi lewat gawai harus dilakukan, sekadar untuk berinteraksi.
Orang-orang yang mulanya gagap perlahan belajar. Karena interaksi dengan keluarga, teman, sahabat, bahkan rekan kerja adalah kebutuhan utama, itulah yang mendorong semangat belajar.
Dari yang tidak tahu menyalakan laptop, sekarang bisa. Dari yang menghitung angka menggunakan kalkulator, sekarang lebih cepat memakai excel (tidak terbatas jumlah digit angkanya).
Saya pikir, belajar adalah keperluan (mungkin bahkan kewajiban) sebagian besar kita. Entah dari siapa pun yang dianggap lebih cakap dan mumpuni. Entah dari sumber mana pun yang informasinya dinilai valid dan mendidik.
Dalam pelaksanaan, sekiranya ada tujuh mental belajar yang selalu relevan agar semangat belajar terus menyala, materi pembelajaran dapat diserap penuh, sehingga menambah pengertian dan kepandaian.
Umur tidak membatasi waktu
Sudah tua tidak berarti berhenti belajar. Anak muda sebaiknya rajin belajar. Orang tua boleh pula belajar dari anak muda, kendati pengalaman mereka lebih banyak.
Ada teori-teori yang mungkin baru dan belum dipelajari yang boleh didapatkan. Sepanjang usia, kiranya belajar tidak pernah henti dilakukan. Pernah ditemukan cerita, ada yang terbilang senior pada sisi umur tetapi baru mendapat gelar sarjana.
Haus ilmu
Belajar harus didasari dengan haus akan ilmu. Tidak merasa serba bisa dan mengerti bahwa ada kekurangan pada diri yang perlu ditambal dengan belajar.
Haus tentu harus minum. Ketidakmengertian akan sesuatu dipuaskan dengan proses belajar. Kita menjadi tahu sesuatu, dari awalnya tidak paham sama sekali.
Rendah hati
Seiring dengan haus ilmu, rendah hati wajib ditanamkan. Belajar kepada orang yang lebih muda dan ternilai seperti kurang berpengalaman, tidaklah menjadi soal dan akan lancar selama rendah hati ada.
Tidak merasa diri paling bisa. Tidak merasa diri banyak ilmu. Bagi pengajar, menemukan mental rendah hati si pembelajar akan menciptakan suasana pembelajaran yang lebih nyaman. Pengajar pun pasti suka dan lebih ikhlas berbagi ilmu.
Belajar selalu berguna
Tidak ada yang sia-sia dari sebuah pembelajaran. Waktu, tenaga, dan pikiran akan berubah menjadi sesuatu yang selalu berguna. Investasi memandaikan diri dengan belajar adalah salah satu yang terbaik.
Dari gagap menjadi lancar teknologi. Dari tidak bisa membaca menjadi pandai memahami. Dari sulit berhitung menjadi cepat mengolah angka. Pemikiran lebih pintar dan tentu menjadi bermanfaat untuk aktivitas sehari-hari.
Tidak merepotkan orang lain
Dengan belajar, kita pun menghindari untuk terus merepotkan orang. Taruhlah seperti ilustrasi. Awalnya tidak bisa powerpoint. Setelah belajar, yang bersangkutan bisa.
Dalam bekerja dan membuat bahan paparan berikutnya, ia tidak perlu bertanya pada pemuda itu. Tidak perlu pula meminta pertolongannya. Apalagi guna keperluan pribadi, sebisa mungkin memang kita diajarkan untuk tidak merepotkan orang lain.
Menjadi kritis dan merawat ingatan
Belajar pun melatih daya pikir menjadi lebih kritis. Tidak serta merta percaya akan sebuah berita. Menganalisis dan mengujinya, apakah logis atau tidak.
Kebiasaan belajar juga merawat ingatan. Menunda kepikunan karena otak selalu digunakan. Ada yang baru masuk setiap hari. Kita jadi tahu dan tidak ketinggalan informasi.
Kebahagiaan mendapat hal baru
Dari sisi perasaan, kita tentu suka karena telah belajar hal baru. Ada tambahan ilmu diperoleh. Ada pekerjaan yang dapat terselesaikan baik.
Jawaban-jawaban atas pertanyaan semasa belajar yang didapat juga membahagiakan. Menyenangkan diri sendiri dengan memuaskan rasa keingintahuan lewat belajar.
Memupuk semangat belajar
Lingkungan belajar diperlukan untuk memupuk semangat. Berada di kalangan orang yang sama kepentingannya (juga sedang belajar) akan memantik semangat barang sedikit. Jika tidak ada, pemahaman akan ketujuh mental di atas dapat pula memupuknya.Â
Tidak ada sebuah kesia-siaan dari proses pembelajaran. Baik bagi diri maupun sesama, ilmu, kemampuan, dan keahlian yang diperoleh selalu berguna.
Kita juga terhitung memanfaatkan waktu sebaik-baiknya karena belajar. Membentuk sikap diri yang benar dengan tetap haus ilmu dan kesediaan berbekal kerendahan hati untuk belajar dari siapa pun.
Saya pikir, sampai kita menutup mata, belajar adalah salah satu hal terbaik yang patut terus dilakukan.
...
Jakarta
21 Juli 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H