Selamat pagi, diari. Mohon maaf, tulisan saya kali ini tidak menginspirasi. Hanya sebuah keluhan dan curhat seputar kabar tidak mengenakkan dalam dunia kepenulisan.
Biasanya saya hanya mengamati dari kisah teman. Bu Fatmi sering berbagi seputar puisinya. Bu Siska juga tentang artikelnya. Di grup Inspirasiana, saya merespons ketidaksukaan.
Sekarang, saya sendiri harus mengalami. Saya sebetulnya tidak sembarang menulis artikel. Sebagian besar unik, mencerminkan sudut pandang dan keanehan pikir saya.
Eh! Malam kemarin, artikel saya dijiplak, Diari. Itu tuh, yang judulnya Hati-hati Membuang Bungkus Paket! Pembacanya lumayan di Kompasiana, lebih dari seribu.
Saya pikir banyak nilai dari artikel itu. Bermanfaat, aktual, dan unik (karena di Kompasiana, baru saya yang membahas seputar bungkus paket). Disematkan Artikel Utama oleh Admin.
Ada kelemahan saya temukan setelah analisis tampilan di situs siapgrak.com...
Saya tidak pernah terdaftar sebagai penulis di tempat penjiplak itu. Menyumbang tulisan satu pun tidak ada. Saya tidak pernah berkomunikasi dengan mereka. Tetapi, nama saya diterakan di bagian akhir artikel sebagai penulisnya.
Ilustrasi gambar saya ambil sumbernya dari freepik.com. Pada tampilan, diubah menjadi SIAPGRAK.COM. Terkait waktu penayangan, mereka sangat presisi mengamati.
Di Kompasiana, artikel saya unggah pertama kali 11 Juli 2021 pukul 06.23. Pada tampilan, sama. Hebat ya, semata-mata agar kita bingung mendeteksi mana yang lebih dulu mengunggah. Pintar tetapi untuk kejahatan. Miris.
Dalam pencarian di mesin peramban, posisi artikel jiplakan mereka dekat dengan artikel asli. Hanya dipisahkan satu artikel. Judulnya sama, tetapi kalimat pengantar berbeda.Â
Sekali lagi, ini seperti samaran agar mereka tidak tertangkap menjiplak. Dari isi artikel, tidak ada sama sekali yang diubah. Menu salin tempel dilakukan. Seluruhnya, dengan seenak hati tanpa izin.Â
Menulis itu pakai mikir, kawan!
Saya berencana...
Tentu, ingin sekali melaporkan ke situs pelaporan plagiat, agar artikel itu diturunkan tayangnya. Jangan sampai, suatu saat ketika saya ubah artikel asli di Kompasiana, saya malah terdeteksi melakukan plagiat atas artikel saya sendiri yang ditayangkan di situs itu.
Saya yang mikir sendiri, saya yang melakukan plagiatnya. Kan saya jadi bingung! Tidak ada etika sama sekali, seorang penjiplak mengambil karya orang. Bahkan, tercatat sebagai satu kejahatan.
Memang, nama penulis tetap diterakan. Tetapi, tanpa izin, saya hitung sebagai plagiat. Mereka telah mendapat untung dari klik tautan. Tepatnya, dari hasil mencuri karya orang.
Sial!
Semoga, kejadian saya tidak menimpa teman-teman Kompasianer.
...
Jakarta
13 Juli 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H