Bos memiliki posisi lebih tinggi daripada bawahan. Pekerjaannya lebih kepada tataran tanggung jawab dan filosofi pemikiran atas sebuah pekerjaan, yang secara teknis dilaksanakan oleh bawahan.
Bos juga mendapat penghasilan lebih tinggi. Ada tunjangan jabatan dan honor tambahan yang pastinya tidak diperoleh bawahan. Itu wajar, melekat pada tanggung jawabnya yang semakin besar. Bagaimana seorang bos selain memastikan pekerjaan beres, juga mengelola hubungan baik dengan para bawahan.Â
Satu bos bisa punya lebih dari satu bawahan. Perlu kepemimpinan dan kemampuan manajemen sumber daya manusia untuk menjaga keadaan hubungan tetap kondusif ke semua bawahan.
Terjadi di lapangan, seorang bos marah karena kelakuan buruk satu bawahan. Kemarahan itu menyalur ke bawahan lain. Tidak jarang, tiap-tiap bawahan berusaha saling mengerti, agar tidak timbul kemarahan massal.
Pengendalian emosi sedikit banyak dipengaruhi oleh faktor usia. Sekiranya umur lebih tua, seharusnya lebih dapat meredam. Sebaliknya, bila masih muda (semangat membara dan menggebu-gebu), seringkali tersalurkan dalam emosi negatif.
Punya bos lebih muda
Iya, asam garam dalam dunia pekerjaan, bagaimana menghadapi sebuah masalah, bagaimana pelik berpikir mencari solusi, kemungkinan besar lebih sedikit dimiliki oleh bos yang berumur muda ketimbang tua.
Ada banyak faktor mengapa masih muda tetapi sudah dipercayakan tampuk kepemimpinan. Kita tidak menampik, banyak terjadi di beberapa perusahaan atau instansi.
Semisal, seorang anak bos diangkat untuk meneruskan perusahaan orangtuanya. Boleh jadi lulusan universitas luar negeri yang dinilai lebih bonafide daripada dalam negeri. Atau memang, bos muda sangat pintar dan menyumbang prestasi untuk kemajuan instansi.
Di mata bawahan yang lebih tua
Tentu, tidak akan menjadi masalah jika bos muda -- semisal 40 tahun -- memiliki bawahan berumur di bawah 40 tahun. Itu wajar dan lebih gampang untuk memberi arahan.Â
Tetapi, bagaimana ceritanya jika yang menjadi bawahan berumur lebih dari 40 tahun? Terlepas dari status bos dan bawahan, terjadi interaksi antara orang tua dan anak muda. Sedikit banyak berpotensi menimbulkan:
Kesungkanan dalam hubungan
Baik bawahan tua maupun bos muda, keduanya dalam berhubungan di dunia kerja pasti memiliki sedikit beban untuk menyesuaikan tingkat kesopanan.
Ketika saling berbicara, entah siapa dari keduanya, suatu kali bingung, siapa yang hendak memulai. Bos muda merasa segan karena yang diajak bicara lebih tua. Sebaliknya, bawahan tua merasa tidak sopan, memulai bicara kepada seorang bos.
Ketidakenakan memerintah
Bos muda juga mempertimbangkan usia dalam memberi instruksi atau perintah. Tentu, tidak bisa seenaknya sama seperti ketika ia memerintah bawahan yang lebih muda.
Penghormatan atas usia tetap berlaku. Mungkin, bawahan itu sebaya dengan bapaknya. Ajaran menghormati orang lebih tua sudah dipahamkan sejak kecil.
Ketidaksukaan diperintah
Dari pemikiran bawahan pun, ada kalanya tidak suka atas perintah. Bayangkan, seorang anak muda memerintah orang tua. Apalagi jika tanpa hormat. Meskipun bos, bawahan itu lebih lama bekerja dan lebih tahu tentang kondisi perusahaan.Â
Kendati tidak diperlihatkan -- karena kebijaksanaan seorang tua -- sedikit banyak timbul penilaian seperti itu. Bila semakin tidak senang, boleh jadi bawahan meminta mutasi ke bagian personalia, untuk mendapat bos yang lebih tua.
Bagaimana cara menyikapinya?
Semata-mata untuk penyelesaian pekerjaan, situasi kondusif dalam interaksi antara bos dan bawahan harus diupayakan berlangsung baik. Tidak ada yang tersinggung tiap-tiap pihak. Tidak ada pula saling merendahkan atau tidak menghormati.
Bawahan bersangkutan harus tetap memandang bos sebagai orang yang lebih tinggi kedudukannya. Lebih pintar pemikirannya. Lebih terampil keahliannya. Seharusnya begitu, jika sistem pemilihan bos tidak asal tunjuk.Â
Pemahaman tersebut membuat bawahan seyogianya tetap menghormati kendati umur bos lebih muda. Perasaan-perasaan tidak suka dan enggan diperintah tidaklah dipandang sebagai satu hal yang perlu mendapat perhatian lebih.Â
Profesional sebagai bawahan lebih diutamakan. Mengerjakan pekerjaan secara teknis berdasarkan instruksi bos sampai selesai.
Pada satu sisi, bos muda juga sebaiknya tidak membeda-bedakan perlakuan, baik kepada bawahan tua maupun bawahan lebih muda. Bukan berarti bawahan lebih muda tidak dihormati selayaknya kepada bawahan tua.
Akhir kata...
Baik bos maupun bawahan, keduanya punya peran masing-masing dalam menyelesaikan pekerjaan. Keduanya pun bertugas memajukan perusahaan, dengan minimalisir gangguan-gangguan dalam interaksi sehari-hari.
Bila keduanya dapat saling mengerti dan memosisikan tiap-tiap pihak sebagai sosok yang wajib dihormati (tanpa memandang usia), besar kemungkinan sinergi dan kerja sama dapat terus terjalin.
Bos membantu bawahan bekerja dengan memberi arahan. Bawahan memberi umpan balik berupa penyelesaian pekerjaan kepada bos.Â
Baik bos maupun bawahan, masing-masing ternilai baik dalam bersikap.
...
Jakarta.
12 Juli 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H