Itulah profesional. Pegawai mampu memilah waktu mana untuk membaktikan diri pada perusahaan, mana untuk keluarga. Bos pun berperan mengingatkan. Tetapi, dalam koridor tidak sampai mencampuri urusan pribadi.
Sekadar menanyakan kabar, memberi perhatian ketika sakit, dan menawarkan bantuan jika sekiranya perlu ditolong, sudah cukup. Tidak semua pegawai berkenan ditelusuri kehidupan pribadinya.
Memberi "reward and punishment"
Semua suka hadiah. Prestasi pekerjaan yang dicapai sangat pantas diberi hadiah. Boleh jadi berupa promosi, perhatian lebih untuk mengajak bekerja sama, ucapan terima kasih, piagam penghargaan, honor tambahan, dan seterusnya.
Itulah wilayah kewenangan bos. Selain itu, hukuman juga harus ada. Kebaikan bos dalam kebijaksanaannya terlihat dari seberapa adil penerapan hadiah dan hukuman.
Hukuman perlu diberikan untuk menyadarkan bawahan yang abai akan pekerjaan. Tidak enak memang, tetapi demi budaya kerja terbentuk baik, wajib diterapkan.
Ada usaha mempererat hubungan saat santai
Agar hubungan antara bos dan bawahan terjalin erat, kegiatan santai di luar kantor sangat direkomendasikan untuk dilakukan. Bisa berbentuk makan siang bersama di sebuah warung makan.
Bos mengajak para bawahan keluar sebentar saat jam makan. Obrolan ringan di luar pekerjaan begitu menyegarkan. Suasana lebih cair. Apalagi jika bos yang mentraktir. Hahaha...
Bos menjadi baik juga terbentuk karena...
Tidak semata-mata semua bos bisa jadi baik karena dirinya. Ia pun mengendalikan kelemahan diri waktu menghadapi bos yang lebih tinggi darinya.