Banyak kepentingan tersirat dari penggunaan masker. Semua sudah lelah dan ingin menyudahi penyakit ini. Semua berkewajiban mencegah penularan dengan bermasker.
Setidaknya, ada anggota keluarga ditemui di rumah. Ada tetangga dijumpai barang sekali dua kali. Ada teman-teman kantor dilihat. Kita tidak bisa hidup sendiri, bukan? Tidak ada yang bisa menyanggah ini.
Akhir kata...
Saat genting seperti ini, bermasker sudah jadi kewajiban. Ada simpati dan empati tersirat di sana. Rasa kemanusiaan harus dihangatkan. Kendati tidak mampu membantu biaya pengobatan sesama, tidak bisa menghibur orang yang berduka, pakailah masker sebagai wujud ingin menghentikan semua ini.
Menggunakan hak pribadi boleh saja, asal tidak merugikan orang lain. Saat bermasker, kita telah menghormati dan menghargai keberadaan orang lain. Melindungi kesehatan masing-masing. Marilah, demi kepentingan bersama, jangan lagi ada orang menolak bermasker.
Masihkah tega melihat pertambahan jumlah orang yang dirawat di rumah sakit, jumlah jenazah yang dikebumikan dengan protokol kesehatan tanpa disaksikan keluarga besar, dan jumlah tenaga kesehatan yang sudah lelah bekerja?
Atau, haruskah kita sendiri yang mengalami supaya percaya bahwa Covid-19 itu ada dan sangat merugikan? Jangan sampai terjadi. Lebih baik mencegah daripada mengobati.
Catatan:
Saya pikir, saya sudah berusaha sebijak mungkin memilih kata dalam menulis artikel ini. Bila pada beberapa kalimat, menurut perasaan Saudara, terasa emosional, saya mohon maaf. Saya hanya manusia biasa.
...
Jakarta
7 Juli 2021
Sang Babu Rakyat