Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

8 Alasan Saya Setia Jadi Pelanggan Warung Nasi

23 Juni 2021   15:10 Diperbarui: 23 Juni 2021   16:58 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu yang sangat beragam, sumber: dokumentasi pribadi

Penderitaan orang kecil

Saya ingin berbagi satu masalah yang kerap dialami sebagian penjual warung nasi. Sebagian mereka memungkinkan penjualan makanan dengan sistem kas bon. Niatnya untuk menolong dan meringankan beban sesama orang kecil.

Pembeli diperbolehkan mengambil rutin makanan tiga kali sehari sampai sebulan. Nanti, setelah tanggal gajian, utang dilunasi. Biasanya ini diterapkan borongan pada pekerja-pekerja yang kebetulan datang dari satu kampung dengan mereka. Di ibu kota, terjadi. 

Sayangnya, para pekerja itu dengan tanpa berdosa menghilang begitu saja. Tagihan yang tertulis di buku kas bon lenyap. Menguap tanpa dibayar. Saya pernah mendapat curahan hati seorang penjual. Seketika saya tertegun. 

Nasib orang kecil dikerjain oleh orang kecil. Betapa tidak bertanggung jawab mereka yang tidak membayar itu. Bila diakumulasi semua, bisa sampai jutaan kerugian yang diderita.

Saya memberi saran, ya sebaiknya tidak usah dilayani lagi utang makan seperti itu. Si penjual hanya tersenyum. Bagaimana ya, orang sama-sama dari kampung yang sama.

Akhir kata...

Kondisi sekarang, saya kira ada baiknya jika kita lebih banyak makan di warung nasi di sekitar. Kondisi mereka lebih terpuruk dan sekarang sedang berusaha bangkit.

Mari, kita pulihkan ekonomi orang kecil. Jika bukan masyarakat sendiri yang membantu, siapa lagi? Tidak kalah enak kok dengan masakan di tempat lain.

...

Jakarta

23 Juni 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun