Seorang lelaki menatap tajam sebuah akun temannya pada satu media sosial. Ia mengamati ada kejadian berulang yang kerap dilakukan teman itu. Beberapa kali, beragam sertifikat seusai mengikuti pelatihan diunggah.
Banyak warganet bisa melihatnya. Apakah ia sedang berbagi untuk menjadi inspirasi? Apakah ia ingin memperlihatkan kemampuan dirinya di depan umum? Atau hendak memperkuat penjenamaan dirinya?
Anda ingin dikenal sebagai apa? Profesi dan keahlian apa yang Anda harap orang banyak tahu? Bagaimana cara Anda memperkenalkan diri pada khalayak umum?
Suatu saat, saya bertanya-tanya, mengapa ada warganet yang mengunggah sertifikat di media sosial. Saya baca baik-baik. Ada namanya di sana, kegiatan yang diikuti, tanggal acara dan pihak yang menyelenggarakan, dan data lainnya.
Apakah sekadar menyimpannya di dokumen media sosial? Apakah berharap komentar baik dan pujian dari warganet? Tidak sedikit yang bangga mengunggahnya. Banyak pula temannya yang memberi apresiasi atas perolehan sertifikat itu.
Webinar dan sertifikat
Pada sisi lain, kita dengan mudah dapat menemukan berbagai webinar yang diselenggarakan lewat media sosial apa pun. Seperti kegiatan perkuliahan, aktivitas pekerjaan, pendalaman ilmu atas bidang tertentu, dan lainnya.
Semua sama. Berlangsung melalui gawai, dalam beberapa jam, menghadirkan narasumber tepercaya, diikuti sejumlah orang, dan membahas suatu hal. Sebagian diakhiri dengan pembagian sertifikat bagi pesertanya.
Jika ditindaklanjuti, kegiatan webinar boleh berubah menjadi grup WA yang berisikan para peserta. Satu dua dari mereka pun menanyakan kapan sertifikat webinar dibagikan.
Manfaat mengikuti webinar dan memiliki sertifikat
Tentu, sebagian orang yang begitu ingin beroleh sertifikat ada alasannya. Mereka mengikuti webinar pun ada manfaat yang diperoleh, baik disadari maupun tidak. Sebagian berpotensi memperkuat penjenamaan diri.
Namanya semakin dikenal
Dalam interaksi antarpeserta webinar, kita bisa melihat nama dan wajah tiap-tiapnya. Jika ada orang yang aktif bertanya baik lewat chat maupun langsung dengan menghidupkan video, kita lebih tahu lagi.
Namanya termasyhur di kalangan peserta. Itu baru satu webinar. Belum webinar-webinar lain yang diikutinya. Semakin banyak orang mengenal namanya. Semakin sering wajahnya terekam di ingatan orang.
Ada bukti yang boleh dilihat
Sertifikat merupakan bukti nyata orang telah mengikuti pelatihan. Biasanya, ditandatangani oleh ketua pelaksana dari tim yang menyelenggarakan atau narasumbernya langsung.
Ketika diunggah di media sosial, orang boleh melihat bahwa dirinya telah belajar ilmu bersangkutan dalam webinar. Orang menjadi paham, apa bidang yang dikuasainya.
Kompetensinya seharusnya bertambah
Sejalan dengan bertambahnya sertifikat, seharusnya diiringi dengan peningkatan kompetensi pada dirinya. Pemaparan dari narasumber, praktisi, para pakar, seyogianya diserap dan dipahami sebagai bekal menyempurnakan kualitas diri.
Pada hakikatnya, webinar tidak dimaksudkan sebatas untuk memperoleh banyak peserta. Tetapi, bagaimana ilmu berhasil ditransfer dan banyak orang beroleh manfaat atasnya.
Ia tergolong mahir
Jika sertifikat menambahkan gelar pada akhir nama seseorang -- karena lulus ujian dan dianggap berkompeten oleh pihak yang memberi sertifikat -- ada penilaian sebagian orang bahwa ia telah mahir pada bidang itu.
Penjenamaan dirinya di hadapan banyak orang semakin kuat. Ia diklasifikasikan sebagai orang intelektual yang seyogianya membawa pengaruh baik dan memiliki banyak ilmu.
Bagaimana mengukur kemahirannya?
Gampang. Sangat mudah. Jika ia seorang penulis, tinggal lihat bagaimana kualitas tulisannya setelah mengikuti webinar dan beroleh sertifikat. Apakah ada perkembangan terkait kemampuan analisisnya?
Apakah semakin beragam dan apik, bahasa Indonesia yang digunakannya? Apakah gaya menulisnya berubah dan kian menarik minat pembaca? Apakah kesimpulan yang disajikan berhasil tepat mewakili penjelasannya?
Jika keempat pertanyaan itu tidak terjawab dan berakhir pada tulisannya yang masih itu-itu saja, boleh disimpulkan bahwa ilmu yang diajarkan waktu webinar hanya masuk telinga kiri dan keluar secepat kilat lewat telinga kanan.
Akhir kata...
Jadi, apakah dengan banyak memiliki sertifikat, mampu memperkuat penjenamaan diri? Saya jawab iya, dalam hal adanya pertambahan ilmu pada dirinya, yang tecermin lewat ucapan, perilaku, dan karyanya.
Bukan sekadar pengumpul sertifikat. Adalah lebih penting ilmu yang bermanfaat daripada lembaran-lembaran beraneka warna dan bentuk yang memikat sebagian orang itu.
...
Jakarta
12 Juni 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H