Jika sertifikat menambahkan gelar pada akhir nama seseorang -- karena lulus ujian dan dianggap berkompeten oleh pihak yang memberi sertifikat -- ada penilaian sebagian orang bahwa ia telah mahir pada bidang itu.
Penjenamaan dirinya di hadapan banyak orang semakin kuat. Ia diklasifikasikan sebagai orang intelektual yang seyogianya membawa pengaruh baik dan memiliki banyak ilmu.
Bagaimana mengukur kemahirannya?
Gampang. Sangat mudah. Jika ia seorang penulis, tinggal lihat bagaimana kualitas tulisannya setelah mengikuti webinar dan beroleh sertifikat. Apakah ada perkembangan terkait kemampuan analisisnya?
Apakah semakin beragam dan apik, bahasa Indonesia yang digunakannya? Apakah gaya menulisnya berubah dan kian menarik minat pembaca? Apakah kesimpulan yang disajikan berhasil tepat mewakili penjelasannya?
Jika keempat pertanyaan itu tidak terjawab dan berakhir pada tulisannya yang masih itu-itu saja, boleh disimpulkan bahwa ilmu yang diajarkan waktu webinar hanya masuk telinga kiri dan keluar secepat kilat lewat telinga kanan.
Akhir kata...
Jadi, apakah dengan banyak memiliki sertifikat, mampu memperkuat penjenamaan diri? Saya jawab iya, dalam hal adanya pertambahan ilmu pada dirinya, yang tecermin lewat ucapan, perilaku, dan karyanya.
Bukan sekadar pengumpul sertifikat. Adalah lebih penting ilmu yang bermanfaat daripada lembaran-lembaran beraneka warna dan bentuk yang memikat sebagian orang itu.
...
Jakarta