Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hal-hal Sederhana Saya tentang Pancasila

1 Juni 2021   09:56 Diperbarui: 1 Juni 2021   17:34 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjaga Pancasila, sumber: klikwarta.com

Seorang lelaki bangun lebih cepat pagi itu. Kendati tidak ada kewajiban masuk kantor, ia bersiap-siap mengikuti upacara yang berlangsung sekali setahun.

Segera ia membersihkan diri dalam kamar mandi. Ia membuka rak pakaian. Ia mengambil sebuah kemeja putih. Ia mengenakannya, lalu lekas menghidupkan laptop di atas meja.

Tahun ini masih pandemi. Pelaksanaan kegiatan yang menyebabkan kerumunan dianjurkan sebisa mungkin dihindari. Protokol kesehatan diterapkan seketat dapat.

Upacara memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2021, tidak terkecuali. Saya sebagai salah satu warga negara dan juga tugas kantor, mengikutinya secara virtual pagi ini.

Pelaksanaan upacara

Berdasarkan jadwal acara yang tersebar di grup kantor, upacara direncanakan dimulai pada pukul 07.45 WIB dan berakhir pukul 08.35 WIB. Acara terdiri dari Acara Persiapan, Acara Pendahuluan, Acara Kebesaran, dan Acara Penutup.

Jadwal pelaksanaan upacara peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2021. Sumber: dokpri
Jadwal pelaksanaan upacara peringatan hari lahir Pancasila, 1 Juni 2021. Sumber: dokpri
Upacara dilaksanakan di halaman Gedung Pancasila (dalam kompleks Kementerian Luar Negeri), dan diikuti oleh Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, tenaga kesehatan, dan pelajar. Peserta lain ikut secara daring.

Pembacaan Teks Pancasila dilaksanakan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI). Pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dilaksanakan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).

Amanat Inspektur Upacara disampaikan langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Sementara pembacaan doa oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Sepanjang saya mengikuti acara selama kurang lebih 50 menit, upacara berlangsung lancar, tertib, dan khidmat. Bapak Presiden dalam amanat Beliau, mengajak seluruh warga negara untuk mengokohkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Saat saya mengikuti upacara, sumber: dokpri
Saat saya mengikuti upacara, sumber: dokpri

Hari Libur 1 Juni

Hari Lahir Pancasila baru-baru ini ditetapkan sebagai hari libur. Tepatnya, sejak tahun 2017 -- telah berlangsung lima tahun. Dikutip dari Kompas.com:

...Usulan untuk kembali memperingati 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila sekaligus hari nasional yang diperingati setiap tahun baru terwujud pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). 

Diberitakan Kompas.com, 1 Juni 2016, Jokowi mengumumkan bahwa 1 Juni diputuskan sebagai Hari Lahir Pancasila. Tidak hanya itu, melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, mulai 2017, tanggal 1 Juni juga ditetapkan sebagai hari libur nasional. 

Penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan hari libur nasional disampaikan Jokowi dalam Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Bandung, Jawa Barat, Rabu (1/6/2016). 

"Maka, dengan mengucap syukur kepada Allah dan bismillah, dengan keputusan presiden, tanggal 1 Juni ditetapkan untuk diliburkan dan diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila," kata Jokowi disambut tepuk tangan para hadirin.

Sila dalam Pancasila

Tentu, sebagai warga negara, kita wajib hafal lima sila dalam Pancasila. Ini telah dipelajari sejak Taman Kanak-Kanak (TK). Zaman saya belum ada pendidikan anak usia dini.

Terpampang jelas kelima sila itu di sebuah poster di dinding ruang kelas. Saya masih ingat, setelah memahamkannya, guru TK sesekali bertanya dan memanggil muridnya ke depan kelas, untuk membunyikan Pancasila.

Dewasa ini, kita tidak cukup hanya hafal lima sila:

  1. Ketuhanan yang Maha Esa
  2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
  5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia 

Seperti arahan Bapak Presiden, kita harus menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tertancap kuat dan tecermin benar lewat perilaku.

Hal-hal sederhana

Nilai-nilai Pancasila terbilang kompleks. Saya sebagai rakyat biasa memandang, ada hal-hal sederhana yang sedikit ini, bisa kita terapkan sehari-hari sebagai pengamalannya. Mudah dan tidak jauh-jauh dari kita. Tentu, seyogianya niat dan mau melaksanakannya.

Menerapkan ajaran agama

Tiap-tiap agama -- Indonesia ada enam -- punya ajaran sendiri-sendiri. Kita tidak sebaiknya mempertentangkan antarajaran. Tiap-tiap pemeluknya wajib melaksanakannya, tidak sebatas menjalankan ibadah.

Ya, agama yang mengatur sebaik-baiknya kehidupan baik antara manusia dengan Penciptanya maupun manusia dengan sesamanya, bila benar-benar diterapkan, pastilah, mendatangkan kebaikan bagi semua.

Menerima dan menghargai perbedaan

Seluruh warga negara pasti ada perbedaan. Selain agama, ada suku, ras, budaya daerah, dan lain. Ini tidak bisa dimungkiri adalah keunikan tiap-tiap pribadinya.

Terlalu beragam perbedaan. Sekali lagi, tidak untuk dipertentangkan. Melainkan, diterima sebagai kekayaan bangsa dan saling menghargai karenanya. 

Betapa indahnya persatuan dalam penerimaan keberbedaan.

Berpendapat secara bertanggung jawab

Musyawarah memperbolehkan kita untuk berpendapat. Kebebasan berpendapat secara jelas diatur dalam konstitusi. Semua orang punya hak suara sebagai warga negara.

Namun, hak itu tentu diikuti dengan tanggung jawab si pemberi pendapat. Berani bersuara, berani pula mempertanggungjawabkan argumentasi pendapatnya. Ini perlu menjadi perhatian terutama segala hal tentang pendapat dalam media sosial.

Salah satu pengejawantahan

Sebagai penulis, saya berusaha mengejawantahkan hal -hal sederhana itu dalam setiap tulisan saya. Saya menghindari topik-topik yang sekiranya dapat merusak persatuan bangsa.

Berpendapat pun disertai data dan fakta dari sumber tepercaya. Nama akun saya jelas tertera, bukan akun palsu atau kloningan. Saya bertanggung jawab atas semua konten tulisan saya. Sederhana, bukan?

Akhir kata,

Selamat memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2021

...

Jakarta

1 Juni 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun