Segala macam kesusahan yang diderita hari kemarin tidak perlu dibawa ke hari ini. Ketika jam dinding menunjukkan pukul 00.01, itu tandanya ada lembaran baru yang dibuka.
Kita bagaikan kertas putih kosong, yang siap digores cerita anyar. Membawa derita akan kesusahan kemarin hanya mengurangi semangat hidup dan merusak kebahagiaan hari ini.
Melewati kegagalan
Tidak selamanya orang sukses. Pasti adakalanya gagal. Kenyataan tidak sesuai harapan. Kekesalan kerap muncul. Kita berpikir sejenak untuk merenunginya. Sesekali terpaksa rehat untuk memulihkan diri.
Tidak ada yang salah dengan itu. Kegagalan wajib diterima sebagai salah satu fase kehidupan. Tetapi, jangan berhenti karenanya. Lewati saja dan belajar darinya. Suatu saat, pasti kita sukses.
Penghakiman diri
Berlanjut dari kegagalan, kita akan memeriksa kesalahan diri apa yang menjadi penyebabnya. Apakah kita bodoh, ceroboh, tidak cerdik, kurang bijak, atau memang bertindak buruk dan jahat?
Jika menyesal, tandanya kita sadar kesalahan itu merugikan. Boleh kita beri hukuman -- selain kegagalan -- agar diri jera. Setelah itu, tidak perlu lagi menghakimi.
Terus-terusan menyalahkan pribadi hanya membuat kita semakin tenggelam dalam keterpurukan. Kita perlahan lupa dengan keunggulan dan potensi diri. Keberhasilan semakin jauh dipandang mata.
Melakukan kebaikan
Melakukan kebaikan adalah sebuah kewajiban yang diatur oleh agama. Semua berlomba melakukannya. Semua suka dengannya, meskipun ada kepentingan diri yang dikorbankan.