Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Bagaimana Kabar Kotak Musik Sekarang?

17 Mei 2021   17:42 Diperbarui: 17 Mei 2021   18:07 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu contoh kotak musik, sumber: correcto.id

Waktu sebentar lagi menunjukkan pergantian hari. Banyak orang berkerumun di alun-alun. Mereka ingin melihat pesta kembang api, tanda pergantian tahun tiba.

Seorang remaja keluar dari gereja. Ia melangkah cepat menuju sebuah toko. Seperti biasa, ia memilih satu barang untuk dijadikan kado. Kotak musik adalah langganannya.

Adalah sebuah cerita tentang saya semasa remaja. Ketika ibadah pergantian tahun di gereja, saya dan teman-teman sebaya pasti menyelenggarakan acara tukar kado.

Masing-masing diberi kebebasan membeli sesuatu, dengan batasan harga tertentu, tidak boleh habis pakai, dan dibungkus koran. Menjelang pukul 12.00 malam, secara acak, tiap-tiap remaja saling menukarkannya.

Karena saya suka bernyanyi dan mendengar musik, beberapa kali kado yang saya beli adalah kotak musik. Waktu itu harganya 20.000 Rupiah. Berbentuk miniatur piano berwarna hitam sedikit kemerah-merahan. Sangat terjangkau zaman segitu.

Entah kebetulan atau tidak, hadiah yang saya terima hasil tukar kado juga sama. Saya beberapa kali mendapatkan kotak musik. Ada satu dua masih tersimpan di rumah di kampung. Sayang, tidak saya bawa ke perantauan.

Salah satu kotak musik, sumber: yolkmusic.info
Salah satu kotak musik, sumber: yolkmusic.info
Asal muasal kotak musik

Antoine Favre, sumber: danishmusicbox.com
Antoine Favre, sumber: danishmusicbox.com
Menurut sumber danishmusicbox.com, pada 1796, seorang pembuat jam dari Jenewa (Swiss), Antoine Favre-Salomon menciptakan sebuah jam saku, dengan fitur musik mekanik. Karena alasan inilah mengapa ia dianggap sebagai penemu pertama dari kotak musik mekanik.

Jam sakunya saat itu, sumber: danishmusicbox.com
Jam sakunya saat itu, sumber: danishmusicbox.com
Penemuan Antoine Favre-Salomon terdiri dari sebuah silinder kecil yang berputar terbuat dari campuran tembaga dan seng, dengan titik-titik pada permukaan silinder, yang menyebabkan gerakan naik dan turun dari plate-plate sisir logam yang distel untuk menghasilkan nada musik.

Enam tahun kemudian, Ishak Piguet memanfaatkan penemuan Favre dan memperkenalkan mekanik tersebut ke dalam perhiasan, jam tangan, kotak rokok, kotak kayu, dan logam mulia.

Pada abad ke-19, tempat pembuatan kotak musik sebagian besar terkonsentrasi di Swiss, Jenewa. Setelah 1811, tempat pembuatan kota musik lainnya didirikan di Jura Vaudois, di Auberson, dan Sainte Croix.

Cara kerja kotak musik

Rata-rata kotak musik yang pernah saya mainkan memiliki cara yang sama. Ada sebuah tuas di samping kotak yang harus diputar sebanyak mungkin searah jarum jam, tergantung berapa lama kita ingin musik terdengar.

Setelah itu kita lepaskan. Tuas itu akan berputar sendiri, perlahan menuju posisi awal. Dalam perputarannya, musik klasik terdengar. Ada pula yang cukup membuka penutup kotak, musik sekejap berbunyi.

Jika sudah cukup, tinggal menutup penutupnya. Terlebih penting dari itu, pastikan kondisi baterai kotak musik masih ada. Sekarang, ada pula kotak musik tanpa baterai dijual.

Musik sebagai penenang dan peneduh suasana

Waktu kecil, saya suka sekali mendengar alunan musik dari kotak musik. Dalam kamar, dengan lampu redup, sebagian tempelan di dinding menyala, dan musik pelan mengalun, benar-benar pengantar tidur yang selalu berhasil.

Suasana tenang saya dapatkan. Terkadang saya berimajinasi tentang sesuatu. Ada rasa nyaman saat mendengarnya. Selain itu, ketika belajar, kotak musik yang saya letakkan di atas meja belajar, saya putar waktu istirahat.

Ketika otak terlalu penuh dan tidak lagi bisa menjawab soal, musik yang terdengar dapat mendinginkannya sejenak. Agar awet, sering kali saya lap seluruh bagian kotak musiknya.

Bagaimana kabarnya sekarang?

Terakhir saya mudik ke kampung, ketika berkunjung ke pasar swalayan tempat biasa saya membeli kotak musik, masih terpajang beberapa di lemari kaca. Ragamnya semakin banyak.

Dengan begitu, menunjukkan bahwa masih ada yang menggemari kotak musik. Tidak mungkin pula pasar swalayan menjual sesuatu yang tidak ada peminatnya. Di tengah kepraktisan memutar musik di ponsel pintar dan gawai bermusik lainnya, kotak musik tetap eksis keberadaannya.

Kita lihat ke depan. Generasi Alpha dan berikutnya, saya pikir, lebih suka sesuatu yang lebih praktis. Satu benda bisa menyediakan beragam fitur, termasuk memainkan musik klasik. Untuk apa repot-repot mendengarkan musik dari kotak musik yang sesekali cukup besar dan memakan tempat itu?

Apakah jumlah penggemarnya tetap bertahan dan bahkan bertambah? Atau, mereka tergerus dan perlahan hilang? Apakah Anda juga dahulu, atau sekarang, masih punya kotak musik?

...

Jakarta

17 Mei 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun