Mereka adalah "Juang" (YPTD, 2020), "Kucing Kakak" (guepedia, 2021), "Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan" (guepedia, 2021), "Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden" (guepedia, 2021), dan "Pelajaran Malam Pertama" (guepedia, 2021).
Punya banyak teman
Selama ber-Kompasiana, saya punya banyak teman menulis. Saya tergabung dalam dua grup, yaitu "Menulis Bersama KPB & KP" dan "Inspirasiana". Ada beberapa tokoh dari grup tersebut yang menginspirasi saya.
Pertama adalah guru saya, Bapak Khrisna Pabichara (akun Khrisna Pabichara). Dari beliau, saya belajar melimpah seputar Bahasa Indonesia. Kedua dan ketiga adalah Romo Bobby (akun Ruang Berbagi) dan Bapak I Ketut Suweca (akun I Ketut Suweca). Dari beliau-beliau, saya memperoleh wawasan luas dan pengetahuan seputar literasi.Â
Para sosok selebihnya, sama berharganya dan saya simpan dalam hati. Tidak cukup jika harus saya tuliskan satu demi satu, saking banyaknya. Terima kasih, Bapak Ibu semua, telah berkenan menemani saya selama menulis di Kompasiana.
Pernah nongol di halaman muka Kompas
Ini impian saya dan telah terjadi. Saya begitu suka dan terpukau saat membaca kolom opini Kompas.com, terlebih tulisan Bapak Jaya Suprana. Beliau adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan. Tulisan seputar humaniora beberapa kali berhasil menggugah hati saya.
Saya ingin seperti Beliau. Tulisan muncul di halaman Kompas.com. Dari 31 Artikel Utama saya, saya begitu bersyukur, lewat Kompasiana, saya telah mewujudkannya. Ada beberapa yang tampil di sana. Salah satunya: "Urgensi Budaya Salam pada Era Kekinian".
Lantas, apa perlunya mencatat prestasi diri?
Mungkin ada yang menganggap, saya terkesan pamer dengan menuliskan ini. Ingin menunjukkan kelebihan dan kebolehan. Silakan. Setiap orang bebas berpandangan. Saya menghormatinya.
Saya pribadi tiada maksud seperti itu. Ini hanya untuk diri sendiri. Ada saatnya kita wajib belajar mencintai diri, mulai dari kita sendiri. Berikut manfaat yang saya dapat dengan menggoreskan catatan ini: