Selektif dalam mengunggah
Kebiasaan mengunggah ucapan dan tulisan di media sosial secara langsung membentuk penilaian teman atas kita. Jika rutin membagikan hal-hal bermanfaat, semacam berita terkini yang tidak hoaks, pengalaman hidup yang berharga, atau kata-kata motivasi, saya yakin banyak yang ingin berteman.
Jika kerap mengeluh, menyajikan masalah, dan berdebat tidak penting, ada kemungkinan jumlah teman akan berkurang. Kepribadian kita sedikit banyak dapat ditebak dari media sosial.
Pengaturan tampilan
Saya bisa tahu orang itu seorang seniman dari tampilan media sosialnya. Bila yang disajikan adalah gambar lukisan yang mengandung estetika tinggi sampai saya tidak mengerti, video bernyanyinya yang apik, dan bentuk karya seni lainnya.
Jika suka membaca dan menulis, tampilannya tidak jauh dari buku-buku miliknya. Kita juga dapat mengatur segala tampilan baik gambar maupun video di akun kita, agar terseleksi dahulu seusai ditautkan orang, sehingga benar-benar mencerminkan dan tidak merusak citra diri kita.
Pengalokasian waktu
Pengaturan waktu dalam penggunaan media sosial juga membentuk karakter penggunanya. Orang yang terlalu sering bermedia sosial, biasanya tidak melakukan apa-apa dalam lingkungan keluarganya di dunia nyata.Â
Sering menghabiskan waktu dengan rebahan. Sebaliknya, jika jarang, ia pasti sibuk mengurusi hal nyata, yang apa pun itu, tetap lebih baik daripada dunia maya.
Bagaimana dengan saya di media sosial?
Saya selalu berprinsip, nama baik adalah segala-galanya. Tidak sanggup uang membersihkannya. Sangat sulit kebaikan memutihkannya, jika telah tercoreng.Â