Biasanya kepada sahabat, orang terdekat, dengan sendirinya kita rela, berdiam di sebelahnya, memasang telinga tajam-tajam, dan mendengarkan tumpukan masalahnya. Sesekali kita pernah ditolong olehnya, jadi sudah sewajarnya kita bersimpati atasnya.
Meskipun kita tidak menghadirkan solusi, dengan mendengarkannya, dia sudah bahagia. Setidaknya ada teman dalam kesusahannya.
Memantik solusi
Solusi juga dapat timbul dari masalah. Sebetulnya solusi adalah lawan dari masalah. Jika seorang lapar, solusinya makan. Jika ada yang haus, solusinya minum. Semudah itu. Iya, semudah itu, jika hanya terkait pribadi. Namun, bila melibatkan perasaan banyak orang, lain hal.
Terkadang, dengan memecahkan masalah orang, kita mendapat solusi atas masalah sendiri. Apalagi jika ceritanya searah dengan masalah yang kita alami. Seketika solusi terpancing.
Menjaga pertemanan
Dengan memberi waktu, kita juga berusaha menjaga pertemanan. Kita tidak bisa hidup sendiri, bukan? Memang, dalam beberapa waktu mendengarkannya, kita akan kehilangan momen yang mungkin lebih berharga jika dihabiskan untuk pribadi.
Namun, suatu ketika, kita pun bisa di posisi mereka. Orang sulit tergerak menolong jika kita tidak pernah menolongnya. Anggap saja, investasi untuk masa depan. Tetapi tetap, dilakukan dengan tulus, karena perhatian dan kasih kepada teman.
Demikianlah, plus minus jika memandang orang bermasalah dari dua sisi. Semoga ini menjadi dasar pertimbangan kita, bagaimana memperlakukan mereka sebaik-baiknya pada saat yang tepat.
Jadi, berbagi masalah, masalah tidak? Sangat masalah, jika masalah yang diceritakan begitu panjang tetapi waktu yang kita miliki untuk memutuskan solusi sangat sedikit. Lebih baik mohon pamit saja dan beralih ke orang lain yang dipandang mampu memberi solusi.
...