Penentu Tokoh
Siapa saja yang akan kita tulis dalam cerpen? Masalah bisa menolong. Bila kita mengangkat isu keluarga, maka biasanya pemeran adalah ayah, ibu, adik, kakak, bibi, paman, dan kerabat lain.
Bila masalah cinta, maka tokoh adalah laki-laki dan perempuan, sepasang kekasih yang sedang memadu asmara. Atau, bukan kekasih, tetapi selingkuhan? Bisa juga. Bukankah perselingkuhan adalah masalah besar?
"Sudahlah, Bu. Biarkan dia melakukan apa yang dia gemari," kata bapak dengan suara perlahan. Bapak mengelus pundak ibu. Begitu panas, seperti ada luapan emosi yang telah terpendam begitu lama.Â
"Iya, benar itu, Bu. Kasihan dia. Kalau ibu paksa-paksa dan dia tidak suka, lama-lama jadi stres. Ibu mau, anak ibu stres?" kata kakak yang duduk di sudut ruangan. Ibu masih saja tegas berdiri. Dagunya terangkat. Pandangan matanya begitu tajam, seperti ada pedang yang hendak keluar.
Pemantik solusi
Dari masalah, kita belajar mencari solusi. Sesuatu yang diharapkan memecahkan masalah dan berguna ketika diterapkan dalam kehidupan nyata. Pembaca menjadi tercerahkan dan beroleh manfaat.
Solusi di sini biasanya berbentuk pesan moral, yang mendidik dan mengarahkan pembaca ke jalan yang benar. Ada juga solusi yang "slengekan", hanya untuk variasi cerita, dan tidak diharapkan diikuti pembaca.
Di depan ibu, anak gadis itu masih tertunduk lesu. Kepalanya terngiang-ngiang ajaran neneknya. Ia tahu, sebagai anak tidak boleh melawan ibu. Ia tahu, tanpa ibu, dia tidak ada di dunia. Tetapi, dia tidak suka ditekan-tekan.
Tanpa disangka, selintas ide muncul di benaknya. "Baik, Bu. Saya akan sekolah. Sampai gelar doktor pun, saya bersedia. Tetapi, saya punya satu syarat. Saya akan kuliah hanya di jurusan seni suara. Ibu mau tidak? Bukankah yang ibu mau saya bergelar sarjana?" katanya setelah mendongakkan kepala. Ibu tidak menjawab. Dia berpikir sejenak, lalu mengangguk.
Pengukur kualitas