UmatNya yang tetap setia dan berkenan padaNya, akan bangkit bersamaNya dan tinggal selamanya dalam surga mulia. Sebagai umat ketebusan, yang telah disucikan dari dosa, hidup kita bisa diibaratkan sebagai telur.
Telur yang keluar dari induknya--belum tahu apa-apa, akan menetas menjadi anak ayam, yang baru mengenal kehidupan dan belum melakukan dosa. Demikian hendaknya kita yang telah disucikan, terus berusaha menjaga kesucian, agar hidup kita tidak berdosa dan berkenan padaNya.
Saling Berbagi
Pemberian telur kepada seluruh jemaat--baik anak, orangtua, bahkan yang berkekurangan, adalah simbol berbagi di hari Paskah. Ajaran utama Kristiani, yaitu Kasih, menghendaki demikian.
Selain yang dilelang--tidak semua gereja mengadakan, semuanya gratis, hasil sumbangan para jemaat dan pengadaan gereja, yang diberikan untuk seluruh jemaat, sebagai lauk makan atau sekadar kudapan Paskah.
Adanya Kebersamaan
Ada dua proses kebersamaan yang bisa terjalin dalam perayaan Paskah lewat telur. Pertama, perasaan sukarela jemaat dalam menyumbang telur. Jemaat merasa di antara jemaat, semuanya adalah keluarga bersama, satu dalam ikatan kasih Kristus.
Meskipun beda orangtua, mereka sama-sama Anak Allah--sebutan bagi pengikut Yesus, yang harus bersama saling melihat kondisi masing-masing dan tentu membantu yang kekurangan.
Kedua, proses pengecatan telur--mulai dari pembelian, pengumpulan, perebusan, pengecatan, pembagian--yang dilakukan oleh sebagian jemaat, biasanya ibu-ibu. Tidak ada upah, meskipun keringat bercucuran. Jemaat itu bersama-sama memeriahkan Paskah dengan tenaga yang disumbang sukarela.
Sumber Sukacita
Siapa yang tidak suka mendapat pemberian? Cuma-cuma lagi. Selain penyucian dosa dari Yesus yang gratis itu, para jemaat tentu bersukacita sepulang gereja mendapat telur.