Saya tidak tahu sejak kapan telur hadir dalam perayaan Paskah umat Kristiani. Saya pun tidak tahu dari mana asal usul kebiasaan tersebut, yang hingga sekarang, masih dilakukan oleh gereja-gereja, ketika Minggu Paskah tiba.
Sejak saya kecil, saya sudah mengalaminya. Perayaan Paskah lewat telur dilakukan pada hari Minggu, ketika Yesus Kristus bangkit dari kubur. Gua kuburNya terbuka, batu besar penutup gua terguling, dan tidak ada mayat di dalamnya.
"Yesus Kristus, Anak Domba Allah yang disembelih itu, sudah bangkit dari kematian. Dia menang atas maut."
Demikianlah pernyataan umat Kristiani dan kenyataan yang ada dalam Injil. Umat layaknya bangga, Tuhannya yang terus diperdebatkan sebagian orang, telah menggenapi perkataan para nabi di era Perjanjian Lama.
Setelah beribadah di gereja, rangkaian perayaan Paskah lewat telur dilakukan dan dinanti jemaat. Ada pelelangan parsel berisi telur yang sudah dicat sedemikian rupa hingga menarik, kemudian hasilnya masuk ke kas gereja dan digunakan untuk kegiatan sosial gereja.
Anak-anak mengikuti lomba menghias telur. Sebuah telur yang sudah direbus disediakan bersama kuas dan cat warna, lalu diberikan waktu tertentu agar anak sekolah Minggu--istilah ibadah anak-anak di hari Minggu--berkreasi menghias telur.Â
Selain itu, ada pula lomba mencari telur. Para pembina anak menyembunyikannya di sekitar gereja atau tempat tertentu perayaan Paskah--dulu saya pernah di pantai, kemudian anak disuruh mencari dan yang paling banyak mendapat, itu pemenangnya.
Terakhir, sebelum pulang dari gereja, setiap jemaat akan beroleh satu telur Paskah, yang menarik bentuknya. Biasanya, bagi jemaat yang perlu bantuan--semisal janda berkekurangan dan jemaat sangat sederhana, akan beroleh telur lebih banyak. Beberapa makan telur bersama di pelataran gereja sambil bersenda gurau.
Apakah di tempat Saudara yang merayakannya sama? Sekali lagi, telur bukan esensi Paskah. Tetapi, bisa menghadirkan sukacita dalam setiap Paskah.
Simbol Hidup Baru
Yesus Kristus mati di kayu salib, dikubur, dan bangkit pada hari ketiga. DarahNya tercurah membasuh umatNya dari dosa. KebangkitanNya perlambang ada kehidupan baru setelah kematian dan kemenangan atas maut.
UmatNya yang tetap setia dan berkenan padaNya, akan bangkit bersamaNya dan tinggal selamanya dalam surga mulia. Sebagai umat ketebusan, yang telah disucikan dari dosa, hidup kita bisa diibaratkan sebagai telur.
Telur yang keluar dari induknya--belum tahu apa-apa, akan menetas menjadi anak ayam, yang baru mengenal kehidupan dan belum melakukan dosa. Demikian hendaknya kita yang telah disucikan, terus berusaha menjaga kesucian, agar hidup kita tidak berdosa dan berkenan padaNya.
Saling Berbagi
Pemberian telur kepada seluruh jemaat--baik anak, orangtua, bahkan yang berkekurangan, adalah simbol berbagi di hari Paskah. Ajaran utama Kristiani, yaitu Kasih, menghendaki demikian.
Selain yang dilelang--tidak semua gereja mengadakan, semuanya gratis, hasil sumbangan para jemaat dan pengadaan gereja, yang diberikan untuk seluruh jemaat, sebagai lauk makan atau sekadar kudapan Paskah.
Adanya Kebersamaan
Ada dua proses kebersamaan yang bisa terjalin dalam perayaan Paskah lewat telur. Pertama, perasaan sukarela jemaat dalam menyumbang telur. Jemaat merasa di antara jemaat, semuanya adalah keluarga bersama, satu dalam ikatan kasih Kristus.
Meskipun beda orangtua, mereka sama-sama Anak Allah--sebutan bagi pengikut Yesus, yang harus bersama saling melihat kondisi masing-masing dan tentu membantu yang kekurangan.
Kedua, proses pengecatan telur--mulai dari pembelian, pengumpulan, perebusan, pengecatan, pembagian--yang dilakukan oleh sebagian jemaat, biasanya ibu-ibu. Tidak ada upah, meskipun keringat bercucuran. Jemaat itu bersama-sama memeriahkan Paskah dengan tenaga yang disumbang sukarela.
Sumber Sukacita
Siapa yang tidak suka mendapat pemberian? Cuma-cuma lagi. Selain penyucian dosa dari Yesus yang gratis itu, para jemaat tentu bersukacita sepulang gereja mendapat telur.
Anak-anak pun senang, setelah berhasil menemukan telur dalam lomba yang mereka ikuti. Ketika telur yang mereka hias mendapat juara, sehingga mereka beroleh hadiah, tentu sukacita semakin berlimpah.
Demikianlah, kebahagiaan Paskah dalam telur yang biasa jemaat lakukan. Sekali lagi bukan esensi, tetapi apa salahnya bila itu menambah sukacita dan sekaligus menambah imun juga di saat sekarang.
Selamat Paskah untuk kita semua.
Tuhan memberkati.
...
Jakarta
4 April 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H