"Arrrrgggghhh...."
Terdengar suara teriakan. Suara itu begitu kencang, memantul lewat dinding, menggaung-gaung, memecah kesenyapan malam dalam rumah gedung itu. Seorang gadis meletakkan seorang bayi begitu saja di atas sofa. Bayi itu merengek-rengek, seperti sedang bersedih.
"Minah, Malin, cepat sini!"
Gadis itu memanggil-manggil. Seorang pemuda dengan kaki masih berbekas tanah berlari dari taman. Seorang wanita tua bergegas mematikan kompor dan beranjak mendekat.
"Ada apa? Kenapa kau teriak malam-malam?" tanya wanita tua itu.
"Lihat itu. Lihat!"
Gadis itu menunjuk ke dalam kamar. Tangannya gemetar. Bibirnya bergetar. Sekujur tubuhnya mendadak dingin. Suatu pemandangan yang tak ingin dan tak pernah dilihatnya, muncul begitu saja.
Dalam kamar utama rumah itu, seorang wanita tergeletak lemah di lantai. Mulutnya berbuih. Rambut panjangnya berantakan. Tangannya kaku. Matanya begitu putih. Si koki menyentuh tubuh itu. Ia menggoyang-goyangkannya.
"Nyonyaaaaaaa...."
"Nyonya kenapa?"