Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Rapat Para Babu

29 Maret 2021   19:43 Diperbarui: 29 Maret 2021   20:15 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam itu menunjukkan pukul delapan malam. Tidak terasa sudah tiga jam mereka membicarakan nyonya. Si pengasuh masih saja asyik menceritakan betapa tampan lelaki selingkuhan nyonya itu, betapa mesra mereka duduk pangku-pangkuan di sofa ruang tengah, bahkan ia sempat pula mengintip mereka ihik-ihik di dalam kamar. 

Sementara mata pak sopir sama sekali tidak layu, terus berbinar-binar menanti dan setia menyimak bagian demi bagian cerita ihik-ihik itu. Lelaki mana yang tidak suka mendengar cerita ihik-ihik? Mereka masih saja bersemangat sampai lupa waktu. Memang, tidak pernah cukup waktu rasanya untuk membicarakan orang.

Si koki lekas berdiri. Hidungnya mencium sesuatu, seperti bau rotinya yang sudah masak.

"Sudah-sudah, nyonya mau pulang. Ayo bubar-bubar. Gak enak nanti ketahuan," ujarnya sambil mengambil serbet di atas meja. Ia menaruhnya ke pundak. Si pengasuh kembali ke kamar. Bayinya masih tidur. Tukang kebun dengan wajah lesu pergi ke kebun di teras rumah. Ia akan menghidupkan lampu taman. Pak sopir beranjak ke garasi. Ia menyalakan mobil, hendak menjemput tuannya dari luar kota.

Perjalanan tuannya ke luar kota kali ini berbeda. Bila biasanya dia menunggu di sana, sekarang dia diperbolehkan pulang setelah mengantar dan kembali lagi pada hari kelima ketika tuannya selesai bekerja.

Awalnya dia bertanya, mengapa begitu? Bukankah kasihan nanti tuan di sana? Kerepotan dia lalu-lalang ke rumah klien tanpa ada kendaraan? Siapa pula nanti yang membawakan dokumen dan koper-kopernya? Tuannya malah tersenyum ketika dia menyampaikan pertimbangan itu. Ia malah heran beroleh sebuah amplop berisi uang.

Tetapi, perasaannya kembali normal ketika sebelum pulang ke rumah, tepat beberapa saat setelah selesai mengantar tuan beristirahat di hotel, dia melihat sepasang sepatu merah muda berhak tinggi tergeletak begitu saja di depan kamar tuannya.

Ia langsung menangkap sinyal bahwa tuannya tidak ingin diganggu. Seperti itu pulalah mungkin, nyonya juga tidak ingin diganggu. Bukankah peselingkuh memang wajar bila diselingkuhi?

...

Jakarta

29 Maret 2021

Sang Babu Rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun