Jam itu menunjukkan pukul delapan malam. Tidak terasa sudah tiga jam mereka membicarakan nyonya. Si pengasuh masih saja asyik menceritakan betapa tampan lelaki selingkuhan nyonya itu, betapa mesra mereka duduk pangku-pangkuan di sofa ruang tengah, bahkan ia sempat pula mengintip mereka ihik-ihik di dalam kamar.Â
Sementara mata pak sopir sama sekali tidak layu, terus berbinar-binar menanti dan setia menyimak bagian demi bagian cerita ihik-ihik itu. Lelaki mana yang tidak suka mendengar cerita ihik-ihik? Mereka masih saja bersemangat sampai lupa waktu. Memang, tidak pernah cukup waktu rasanya untuk membicarakan orang.
Si koki lekas berdiri. Hidungnya mencium sesuatu, seperti bau rotinya yang sudah masak.
"Sudah-sudah, nyonya mau pulang. Ayo bubar-bubar. Gak enak nanti ketahuan," ujarnya sambil mengambil serbet di atas meja. Ia menaruhnya ke pundak. Si pengasuh kembali ke kamar. Bayinya masih tidur. Tukang kebun dengan wajah lesu pergi ke kebun di teras rumah. Ia akan menghidupkan lampu taman. Pak sopir beranjak ke garasi. Ia menyalakan mobil, hendak menjemput tuannya dari luar kota.
Perjalanan tuannya ke luar kota kali ini berbeda. Bila biasanya dia menunggu di sana, sekarang dia diperbolehkan pulang setelah mengantar dan kembali lagi pada hari kelima ketika tuannya selesai bekerja.
Awalnya dia bertanya, mengapa begitu? Bukankah kasihan nanti tuan di sana? Kerepotan dia lalu-lalang ke rumah klien tanpa ada kendaraan? Siapa pula nanti yang membawakan dokumen dan koper-kopernya? Tuannya malah tersenyum ketika dia menyampaikan pertimbangan itu. Ia malah heran beroleh sebuah amplop berisi uang.
Tetapi, perasaannya kembali normal ketika sebelum pulang ke rumah, tepat beberapa saat setelah selesai mengantar tuan beristirahat di hotel, dia melihat sepasang sepatu merah muda berhak tinggi tergeletak begitu saja di depan kamar tuannya.
Ia langsung menangkap sinyal bahwa tuannya tidak ingin diganggu. Seperti itu pulalah mungkin, nyonya juga tidak ingin diganggu. Bukankah peselingkuh memang wajar bila diselingkuhi?
...
Jakarta
29 Maret 2021
Sang Babu Rakyat