Saya sudah belajar dari cerpen-cerpen pengarang besar. Caranya, dengan menyiratkan nasihat pada pertanyaan perenungan. Secara tidak langsung, cerpenis mengajak pembaca bersama-sama merenung, apa yang sebaiknya dan sebenarnya dilakukan? Kendati cerpenis sudah tahu jawabannya, itu lebih halus untuk menyatakan pesan moral.
Pembaca pasti punya banyak pertanyaan tentang kehidupan. Dengan cerpenis menuliskannya, pembaca yang punya pertanyaan sama, akan merasa dirinya seolah-olah sedang bercerita dalam cerpen.
"...bukankah anak-anak perlu diajarkan rajin membaca—bukan pandailah selingkuh—sejak kecil?"
Pertanyaan di atas mengandung nasihat agar kita mengajarkan anak rajin membaca, agar kita membentuk moralnya menjadi anak baik yang tidak selingkuh. Secara tidak langsung, ada pula sedikit perenungan lakon, bahwa selingkuh itu salah dan tidak boleh diwariskan. Terkesan tidak menggurui, bukan?
Demikian pembahasan kiat-kiat menciptakan pembaca sebagai lakon cerpen. Untuk cerpen yang lebih lengkap, Anda bisa dengar sendiri atau baca di link di atas. Mungkin ada kiat lain, sila Anda berbagi di kolom komentar.
Semoga sedikit hasil pemikiran ini bermanfaat bagi Anda yang ingin menulis cerpen. Mari kita menulis cerpen sebaik-baiknya.
...
Jakarta
14 Maret 2021
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H