Mendengar tanggapan atas rahasia kedua, wanita itu tersenyum lega. Dia membayangkan betapa jatuh cintanya lelaki di depannya itu. Kata-kata seperti itu tidak pernah didengar dari mantan-mantannya dahulu.
Malam semakin larut, alunan musik jazz sayup-sayup terdengar. Jam dinding klasik di sudut kafe itu, salah satu jarumnya menunjukan pukul sepuluh. Masih ada rahasia ketiga yang belum diungkap.
"Untuk terakhir ini, kamu siap Yang?"
"Siaplah. Kamu kan cinta matiku. Apapun, akan kuterima keadaanmu. Tidak ada yang bisa meragukanku, menggoyahkan niatku, menunda pernikahan kita esok hari"
"Baiklah."Â
"Aku.."
"Aku..."Â
"Akuu..., dulu laki-laki"
Lelaki itu tiba-tiba pingsan.
***
Jakarta