Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Valentine yang Malang

19 Desember 2020   14:47 Diperbarui: 19 Desember 2020   15:01 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf, Yang. Aku tidak merayakan Valentine. Pasti kamu berharap kita jalan-jalan berdua sepanjang hari kemarin. Bagiku, itu tidak perlu."

"Tidak cukupkah aku menunggu setiap hari di depan gerbang kantormu. Ditemani hujan dan remang-remang cahaya lampu di larut malam. Aku selalu khawatir bila kamu pulang sendirian. Jalanan depan kantormu yang sepi menambah kecemasan."

"Selain itu, aku berusaha menyisihkan sebagian kecil gajiku untukmu, kendati kamu belum jadi istriku. Hebat bukan? Kamu belum hidup serumah denganku, tetapi sudah menikmati jerih payahku."

"Aku tahu, gajimu tak seberapa. Habis pula menghidupi keempat adikmu yang masih kecil itu. Apalagi, ibumu sakit-sakitan. Aku tidak kuat melihat tanggunganmu sebagai anak pertama."

"Belum lagi, aku selalu menjaga nama baikmu di depan sahabat-sahabatku. Mereka kerap berbicara jelek terkait dirimu. Tetapi, kuhempaskan semua dengan hal-hal baik yang bisa diceritakan darimu. Tentang tanggung jawabmu, keuletan bekerjamu, sampai ketegaran dirimu."

"Aku tahu, sepuluh lelaki kamu lewati sejauh ini. Aku tak bisa membayangkan betapa kuatnya dirimu bermain cinta sebanyak itu. Diputus atau memutus, tetap saja menyakitkan. Aku pun tak menyangka bisa menerimamu. Mungkin aku gila."

"Terakhir, tanpa kau ketahui, namamu, adik-adikmu, dan ibumu selalu kudoakan setiap malam. Agar kamu bisa melupakan akar pahit tentang perilaku bangsat ayahmu, derita cinta dari lelaki-lelaki keparat itu, hingga tetap tegar mengampu tanggung jawabmu."

"Tidak cukupkah itu semua menjadi bukti cintaku untukmu?"

Seusai membaca, jarinya mengetik beberapa kalimat.

"Tapi, ini kan Valentine, Yang. Hari spesial di mana orang-orang memadu cinta, melepaskan kasih sayang. Seharusnya, aku dapat itu semua. Setidaknya cokelat darimu. Tetapi kenapa kamu tidak peduli sama sekali? Kamu tidak benar-benar cinta padaku? Seharian aku kamu diamkan."

"Kamu harusnya datang ke rumahku. Kamu harusnya ajak aku jalan-jalan. Kamu harusnya mentraktir aku makan. Aku malu, diejek teman-teman. Valentine kok diam-diam saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun