Siangnya, pergi ke kafe Mutiara. Menikmati seduhan kopi panas sambil mendengarkan para musisi jazz bernyanyi. Tidak lupa, nasi goreng ayam dengan cita rasa pedas menjadi menu makan siang. Nasi goreng terlezat seantero kota.
Menjelang senja, kita bermain di taman bermain di tengah kota. Komidi putar, ontang-anting, ice age, halilintar, dan seluruh wahana harus dikunjungi. Lanjut malam, kita menonton film di bioskop. Aku selalu suka menghabiskan malam di bioskop. Kalau kamu berhasil menaklukanku, akan ada bonus seusai menonton.
Setelah menulis itu semua, dia mengirimkan pesan lewat ponsel ke pacarnya. "Besok jam tujuh main ke rumah ya, Yang. Aku mau jalan-jalan. Jangan lupa Yang. Muaacchh"
Wanita itu berharap dia mengerti apa yang seharusnya dilakukan seorang lelaki pada pacarnya. Apalagi di hari Valentine.
***
Waktu menunjukan pukul tujuh pagi. Belum ada tanda-tanda kedatangan pacarnya. "Ah, mungkin dia belum bangun tidur. Biasa, ini kan hari libur." Wanita itu berbisik dalam hati.
Matahari semakin meninggi. Debu-debu aspal terlihat beterbangan jelas di selipan udara, di bawah sinar yang sangat terang dan panas menyengat. Beberapa orang di luar mengenakan payung. Berusaha mencegah kulit agar tidak menghitam.
Masih tidak ada tanda-tanda pukul satu siang itu. "Apa mungkin dia ketiduran? Masak belum bangun sampai siang ini?" Wanita itu tetap berpikir positif dan memperpanjang kesabaran. Dia tidak mau menelepon pacarnya. Dia ingin ini menjadi sebuah kejutan baginya.
Beberapa saat kemudian, senja tiba. Malam pun datang. Masih saja sepi terlihat di depan rumahnya. Kesabaran wanita itu mulai habis. Menjelang pergantian hari, dikirimnya pesan ke ponsel pacarnya. Tidak ada balasan hari itu juga.
***
Keesokan hari, tepat pukul enam pagi, ponselnya berdering. Sebuah gambar amplop di ujung layar muncul. Segeralah dia buka dan baca. Pesan dari pacarnya.