Kata orang, hujan bisa menghapus air mata. Tetesan airnya yang mengalir di antara kedua mata, sanggup menyamarkan kesedihan yang tiada tara. Kendati sekilas percaya, aku sangat tidak tahan menunggunya. Bagaimana tidak? Akhir-akhir ini perlakuannya berubah. Jauh dari kata hangat.
Sebetulnya, aku berusaha bertahan dengan tingkah lakunya yang menyebalkan. Sepulang kerja, tak pernah sedikitpun dia menyapa, apalagi menanyakan kabarku bagaimana.
Usai mandi dan berganti celana, langsung dia membaringkan badan dan tidur dengan pulasnya. Secangkir teh dan pisang goreng hangat yang telah kusiapkan sepenuh cinta, tak pernah diliriknya.
"Apa aku sudah tidak menarik baginya?"Â
Dua anakku yang masih belia, mendatangiku dengan segera.
"Mama kenapa? Jangan menangis lagi ya, Ma"
Mereka mencoba menegarkanku. Entah, sudah berapa banyak air mata yang menetes di pipiku, bereaksi atas sikap dinginnya.
"Jujur, aku tidak tahan."
...
Kamis pagi itu, tidak seperti biasanya, dia mengajakku berbincang di ruang keluarga.
"Dek, maafkan sikap Mas selama ini. Mas tidak berani menyapamu karena Mas malu."
"Kenapa Mas, ada masalah apa? Ceritalah Mas."
"Sebetulnya dua hari lalu Mas stres berat, karena terkena PHK dari kantor Mas. Alasannya, pengurangan beban operasional kantor lewat perampingan jumlah pegawai. Sejak saat itu, Mas tidak punya muka menatapmu."
"Hufftt.... Lalu? Gara-gara itu Mas diam kepadaku?"
"Iya, pikiran Mas semrawut, kalang kabut."Â
"Terus, Mas kemarin kemana? Bukannya pergi kerja?"
"Mas ke kantor hanya mengurus berkas-berkas yang masih tertinggal saja, dek."
"Ya sudah Mas, mau bagaimana lagi, kita terima saja. Tapi yang tak ku suka, Mas menjadi dingin padaku. Masalah pekerjaan nanti bisa dicari lagi, yang penting Mas tetap menyapaku."
"Benar dek, tak apa?"
"Sudahlah, jangan dipikirkan lagi. Kita doa saja, pasti nanti ada jalan keluarnya."
"Makasih ya dek, mau menerima Mas apa adanya"
Seketika pisang gorengku disentuhnya kembali.
...
Jakarta,
7 September 2020
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H