AN : Kalau ini ada (sembari menyodorkan 35.000)
Akhirnya, mi goreng saya lunas dan siap dimakan.
...
Di cerita tersebut, saya memang tidak suka makan dalam kondisi tidak bayar. Anggapannya, mi goreng tersebut belum sepenuhnya menjadi hak milik, sehingga tidak bisa dimakan. Kendati rasanya sangat enak dan si Abang berbaik hati untuk diutangi, tetap saja saya tidak tenteram hati.
Ibarat utang, kalau belum dilunasi, saya tidak bisa tidur nyenyak. Baik utang uang maupun utang janji, semuanya harus dibayar. Serasa ada kelegaan dan ketenangan tersendiri bila hidup tanpa utang. Begitulah ketika makan.
Di sisi lain, kita sering menemui ada pekerja harian yang berutang ketika makan di warung makan. Bermodal pena, pekerja tersebut menambah daftar utang dengan menulisnya di buku penjual, setelah itu baru makan. Nanti ketika tanggal gajian datang, baru dibayar itu utang.Â
Kendati boleh berutang, bagi saya tetap yang paling enak hidup tanpa utang. Hidup terasa tidak terikat dan perut pun tenang dalam kekenyangan. Hehe...
Ayo yang punya utang, jangan lupa dibayar ya.
...
Jakarta,
8 Agustus 2020
Sang Babu Rakyat