Pernahkah pembaca belajar Sejarah?Â
Sebuah mata pelajaran yang termasuk rumpun Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), membahas peristiwa masa lalu secara cermat, dan ditulis oleh para sejarawan di Indonesia. Baik itu yang menjadi saksi mata langsung atau hasil belajar dari literatur lain. Berteman dekat dengan Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ilmu Sosial lainnya.Â
Saya sebagai anak jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), sebelum masuk ke penjurusan (tingkat III SMA), pernah mengenyam pendidikan ini. Sewaktu guru hendak masuk kelas, entah kenapa semangat belajar hilang seketika.Â
Membayangkan guru bercerita panjang kali lebar kali tinggi, dengan bacaan buku-buku tebalnya, dan keharusan untuk menghafal secara tepat peristiwanya.Â
Duh, lebih baik saya pusing deh dengan hitungan matematika atau menebak-nebak garam apa yang terbentuk dari percampuran asam dan basa, daripada harus mengingat VOC berdiri tahun berapa dan siapa nama-nama penjajah Indonesia.Â
Ketika ujian tiba, suka tidak suka saya harus memaksimalkan daya ingat agar bisa minimal melewati batas kelulusan yang ditentukan. Alhasil, belajar dengan sistem kebut sejam sebelum ujian diterapkan. Biar tidak cepat lupa, hehe...
Salut buat para guru Sejarah dan semua yang mencintai pelajaran ini. Daya ingat kalian luar biasa.Â
Berbeda dengan masa lalu dalam Sejarah, mengingat masa lalu sendiri memiliki keasyikan yang lebih menarik. Sering mengenakkan, bahkan bisa sampai ketawa-tawa sendiri. Oleh sebab dialami sendiri, jadi lebih gampang mengingatnya, daripada sejarah penjajah yang kita sebatas tahu namanya. Kenal kagak, hehe...Â
Dalam perbincangan sehari-hari, masa lalu kerap menjadi topik selain masa kini atau masa depan. Apalagi ketika reuni, pertemuan sesama alumni. Aktivitas seputar ngampus waktu dulu sangat seru diobrolkan.Â
Mulai dari alamat kosan, teman yang disukai, dosen yang menyebalkan, pengalaman bokek di tanggal tua, kebahagiaan melihat saldo 50.000 rupiah di ATM layaknya sebuah oasis di tengah gurun pasir, sampai kepada serba-serbi belajar menyambut ujian dan momen wisuda. Wah, jadi teringat masa kuliah dulu, hehe...
Memang asyik bila bercerita masa lalu. Kita bisa:
Berbagi pengalaman;
Ketika dulu masih ngampus, penulis pernah punya taksiran cewe cantik yang tidak kesampaian ditembak sampai lulus, wkakaka. Kemudian, bagaimana makan di warung makan kesukaan sekitar kampus yang harganya miring sekali tetapi rasanya tetap yahud. Penjualnya sungguh mengerti beban hidup mahasiswa, hehe...Â
Belum lagi keseruan pengalaman mencari bahan ajar dan kisi-kisi yang kemungkinan keluar saat ujian, dari satu teman ke teman lainnya. Masih banyak lagi deh lainnya. Pengalaman yang selalu asyik untuk diingat dan sayang dilupakan.Â
Pastinya, pembaca juga punya pengalaman seru di waktu dulu yang sayang juga bila tidak dibagikan.
Berbagi perasaan;
Kebodohan dan keusilan di masa lalu bisa menjadi hal lucu yang memicu tawa dan bahagia bagi yang mengobrol. Iya, terkadang menertawakannya seru juga. Tidak menyangka, kita bisa bertindak sebodoh itu sewaktu dulu, wkakakak...
Dulu, semasa ngampus dan berlabel anak kosan (sampai saat ini masih sih, hehe), teman sekosan pernah memasukkan celana dalam salah satu anak kos ke dalam freezer kulkas, dan saking malunya mungkin, tidak ada yang berani mengaku celana itu milik siapa. Wakakaka, usil banget waktu itu... Jadi bahagia mengingatnya.
Berbagi pelajaran
Bagi para orang sukses, pasti memiliki pelajaran hidup yang berharga untuk dibagikan sebagai inspirasi bagi pembaca. Apa yang telah dilakukan waktu dulu masa kejatuhan, pengorbanan apa yang diberikan untuk mencapai sukses hingga sekarang, sangat bisa menjadi pelajaran bagi orang yang ingin menirunya.
Maka tak heran, kisah-kisah masa lalu mereka yang dituliskan dalam sebuah buku laris manis bahkan menjadi best seller.
Di sisi lain, ada sebagian orang memilih mengubur dalam-dalam masa lalunya, bahkan sebisa mungkin tidak diketahui orang karena kelam dan terlalu pahit sepahit kopi tanpa gula. Seperti nasihat mbak Inul yang terkenal dalam lagunya:
Masa lalu biarlah masa lalu,
Jangan kau ungkit, jangan ingatkan aku
Masa lalu biarlah masa lalu,
Sungguh hatiku tetap cemburu...
Khusus ini, cinta di masa lalu yang tersakiti, tak perlu dikenang lagi. Entar terjerembap lagi, gag move on move on, wakakakaka...Â
Salam sehat buat kita semua yak, tetap semangat.Â
...
Jakarta,
5 Agustus 2020
Sang Babu Rakyat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H