Inilah imajinasi penulis.Â
Imajinasi yang tercipta sebagai jawaban atas pertanyaan diri sendiri.Â
"Mengapa akhir-akhir ini lebih sedikit terlihat orang yang tetap menggunakan masker ketika lalu lalang di jalan?Â
Jumlahnya tidak sebanyak dulu di awal-awal, saat virus Corona pertama kali tenar. Seharusnya sampai detik ini, masih menjadi sebuah kebiasaan.
Di sisi lain, pemerintah tidak lelah berteriak sepanjang hari, mengingatkan tentang imbauan mengenakan masker sebagai salah satu bentuk penerapan protokol kesehatan yang ketat ketika beraktivitas sosial.
Terlebih lagi, ada berita yang menyatakan bahwa WHO mengakui bukti, yang mengatakan virus Corona dapat menyebar melalui udara.
Langsung saja, tidak perlu berpanjang lebar lagi, berikut hasil imajinasi penulis tentang analisis sebab pertanyaan di atas, yang digambarkan melalui kata-kata:
Tidak Tahu;
tahu anjuran pemerintah karena tidak ada sumber informasi yang memberitahu mereka. Sepertinya penulis sangsi hingga detik ini, masih ada orang yang tidak tahu dengan anjuran memakai masker.
Mereka tidakKalau di perkotaan, penulis berani bilang hampir tidak ada, karena pastinya, sangat dengan mudah informasi tersebar melalui gawai yang dimiliki.
Kalau di desa, di pelosok hutan, baru kemungkinan ada, karena kesulitan sinyal salah satunya.
Tidak Mau Tahu;
Anjuran pemerintah mungkin dianggap kurang penting, yang terpenting di benak mereka ini adalah bagaimana tetap bisa mencari uang, untuk memenuhi kebutuhan makan.
Tidak ada yang salah dengan yang kedua, tetapi kesehatan dalam mencari uang juga tidak kalah pentingnya. Nah, tingkatan kedua ini hampir sama dengan abai.
Sok Tahu;
Masker bisa mencegah penularan penyebaran virus Corona. Ketika pribadi merasa dirinya sehat, maka mereka berpikir bahwa tidak perlu memakai masker. Tenang aja, gw kuat kok orangnya, masih muda lagi, mungkin pikirnya.
Nah, di sisi lain, kita udah kenal ada tipe orang OTG (sekarang dikenal dengan istilah kasus konfirmasi tanpa gejala, asimptomatik), dimana orang dinyatakan positif Corona tapi tanpa gejala.Â
Nah, kita tidak bisa menyimpulkan kita sehat seratus persen, negatif Covid19, selama kita belum melakukan rapid dan PCR test.Â
Manatahu termasuk OTG? Mungkin mereka bisa kuat dengan kondisi tubuh, tetapi bagaimana kalau menularkan Corona tersebut ke orang lain, karena tidak memakai masker? Sungguh, ini sebuah keadaan sok tahu dengan diri sendiri.
Tahu dan Tidak Melakukan;
Di poin empat ini, adalah sikap tahu anjuran pemerintah tetapi tidak mengenakan masker ketika beraktivitas. Sebabnya didiagnosis ada dua, yaitu lupa dan malas.
Mengingat daya ingat tiap-tiap orang berbeda-beda, maka faktor lupa bisa dianggap wajar dan ditoleransi ketika sekali dua kali tidak mengenakan masker. Tetapi bila telah berkali-kali, maka lupa sudah naik tingkat ke level malas. Iya, malas pakai karena repot kemana-mana harus pakai masker. Ribetin.
Tahu dan Melakukan
Sikap ini adalah sikap yang tahu aturan dan melakukannya. Tahu bahwa pemerintah mengimbau untuk mengenakan masker dan tetap mengenakan masker ketika beraktivitas di luar rumah.
Mereka inilah, orang-orang yang setia mendukung pemerintah dengan mengikuti anjurannya dan tentunya yang paling ingin agar masalah covid19 di negara ini cepat selesai.
Nah, masih adakah orang dengan tipe tahu nomor lima? Masih ada, dan sebaiknya memang harus semakin banyak jumlahnya.
Dari awal Corona tenar sampai dengan detik ini, asli, tetap tidak enak bila kita terdaftar sebagai pasien positif Covid19. Kesendirian akan isolasi, baik di rumah sakit maupun mandiri, itu sama sekali tidak menyenangkan.
Jadi, yuk tetap mengenakan masker selama beraktivitas di lingkungan sosial. Bukan sekedar untuk menjaga kesehatan pribadi, tetapi juga kesehatan sesama. Kesehatan kita bersama.
Sekali lagi, kita tidak boleh takut dan tetap harus waspada!
Jadi, pembaca termasuk tahu yang mana nih? Hehe...
...
Jakarta,
22 Juli 2020
Sang Babu Rakyat
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI