Mohon tunggu...
Reva Prasetya
Reva Prasetya Mohon Tunggu... wiraswasta -

When I Think About Football, I Think Manchester United. Twitter: @HoolGad

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Ketika Manchester United Bermarkas di Anfield

21 Maret 2015   18:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:19 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1426937177332798025

[caption id="attachment_356743" align="aligncenter" width="390" caption="sumber gambar: http://flashbak.com/wp-content/uploads/2014/03/PA-12586519.jpg"][/caption]

Jumat 20 Agustus 1971, 11 pebola berseragam merah berjalan menuju lapangan Anfield. Sementara tribun The Kop sudah penuh sesak dengan ribuan supporter beratribut merah-putih yang mengibarkan bendera serta bernyanyi tak henti. Semuanya tampak normal seperti di hari pertandingan biasanya. Namun ada perbedaan besar dan mendasar malam itu: tim tuan rumah bukan Liverpool melainkan Manchester United, rival abadi mereka.

Ya, Manchester United pernah memainkan “pertandingan kandang” mereka di Anfield dalam gelaran Football League Division One musim 1971/72. Itu adalah pertandingan pertama yang dipimpin manajer baru pengganti Sir Matt Busby, Frank O'Farrel. United menang 3-1 atas Arsenal. Gol dicetak Bobby Charlton, Alan Gowling, dan Brian Kidd.

Semuanya berawal dari musim 1970/71, tepatnya 27 Februari 1971. Manchester United sedang menjamu Newcastle saat itu di Old Trafford ketika tiba-tiba salah seorang supporter United melempar pisau ke tribun yang ditempati oleh supporter tandang. Akibat ulahnya, FA menghukum United tidak boleh tampil di Old Trafford selama 2 pertandingan berturut-turut pada musim berikutnya. Dengan demikian, United harus bermain di tempat netral. Stadion yang terpilih saat itu adalah Anfield dan Victoria Ground (markas Stoke City).

"Aku memiliki banyak teman yang benar-benar membantu, dan saat itu Bill Shankly (manajer Liverpool) mengatakan akan dengan senang hati jika Manchester United menggunakan Anfield untuk laga kandang kami," ujar O'Farrel.

Pertandingan yang harus dilupakan

Menggunakan Anfield sebagai kandang ibarat dipaksa menelan pil pahit. United juga mengalami kerugian finansial karena harus membagi 15% keuntungan penjualan tiket kepada Liverpool sebagai pemilik tempat. Total penonton yang hadir malam itu sebanyak 27.649 orang. Anfield hanya terisi setengahnya.

Meski berujung kemenangan atas juara bertahan yang membawa United ke puncak klasemen, pertandingan itu masuk daftar sebagai salah satu yang harus dilupakan. Beberapa pemain yang terlibat bahkan mendadak 'hilang ingatan' jika ditanya perihal malam bersejarah tersebut.

"Aku tidak mengingat pertandingan itu. Siapa yang kita lawan? Apakah Arsenal?” ujar Alan Gowling

"Apakah aku bermain? Aku tidak bisa mengingatnya. Coba tanya Alex Stepney, dia lebih baik dalam hal mengingat sesuatu," kilah David Sadler yang bermain 90 menit di pertandingan tersebut.

"Samar-samar aku ingat bahwa musim itu kami harus bermain jauh dari Old Trafford. Tapi aku tidak ingat dimana. Mungkin ada semacam teori konspirasi untuk menyembunyikan kebenaran," ujar sang kiper Alex Stepney dengan nada diplomatis.

Mungkin satu-satunya orang yang mengingat baik pertandingan itu adalah George Sephton, match announcer Anfield atau yang biasa disebut "The Voice of Anfield".

"Aku masih ingat Jumat malam itu seperti pertandingan tambahan. Stadion hanya terisi setengah. Sedikit sepi dan mengerikan," ujar Sephton.

"Aku juga tidak percaya jika malam itu "You'll Never Walk Alone" untuk pertama kalinya tidak diputar di Anfield. Itu lagu kami sejak 1963. Tapi satu hal yang membuatku senang adalah mendapat tambahan uang saku. Aku baru saja menikah saat itu dan membutuhkan uang tambahan untuk membeli rumah"

"Tidak ada masalah berarti setelah pertandingan. Masa-masa itu, rivalitas dengan United tidak seperti sekarang. Kadang masih ada fans Liverpool yang mau menonton United meski tak peduli apa hasilnya. Namun jika pertandingan itu terjadi saat ini, tentu saja aku akan berteriak untuk Arsenal," pungkas Sephton

Rivalitas sepakbola modern

Peter Robinson, staf  FA yang bertugas mengatur jadwal dan tempat pertandingan itu, menggambarkan tentang rivalitas kedua tim dalam wawancara sebuah wawancara puluhan tahun kemudian.

"Ketika saya di Liverpool, permusuhan sesungguhnya adalah dengan Everton. Namun semua itu berubah ketika Manchester United merajai kompetisi. Padahal mereka pernah terdegradasi pada tahun 1974 dan mengalami masa-masa sulit setelahnya. Saya masih ingat dalam pertandingan itu supporter United berdiri di The Kop. Hal yang tak akan mungkin terjadi sekarang bukan?" ujar Robinson yang juga pernah menjabat sebagai sekretaris klub Liverpool di era 60an.

Gavin Mellor, seorang peneliti dari Substance yang bekerja sukarela untuk sepakbola dan Premier League, pernah meneliti banyak hal tentang The North West Rivalry, terutama antara United dan Liverpool (di wilayah North West Inggris ada juga rivalitas kental antara Blackburn Rovers dan Burnley)

"Pada pertengahan 1960, Anda bisa menjadi pendukung klub sepakbola tanpa harus membenci orang lain. Di Manchester, orang-orang akan pergi menonton pertandingan Manchester City dan kemudian menyaksikan Manchester United di minggu berikutnya. Namun kini ada perubahan tentang hal itu dalam budaya populer. Banyak orang memiliki kecenderungan untuk menandai perbedaan." ujar Mellor

Pada tahun 1968, Liverpool Echo (majalah resmi Liverpool FC) menulis tentang Manchester United yang baru saja menjuarai European Cup. Mereka sangat mengapresiasi kerja keras Sir Matt Busby dan bahkan mengatakan tidak akan ada klub Inggris lain yang iri karena United menjadi klub asal Inggris pertama yang meraih trofi tersebut.

Pasca Tragedi Hillsborough pada tahun 1989 yang merenggut nyawa 96 orang pendukung Liverpool, Martin Edwards (CEO United) dan Alex Ferguson menelpon Paul Robinson (sekretaris Liverpool FC) guna meminta izin mengunjungi Anfield sekadar untuk melihat karangan bunga yang dikirimi oleh masyarakat.

"Aku, John Smith (CEO Liverpool), Martin Edwards, dan Alex Ferguson berjalan menyusuri lapangan. Hanya ada kami dan tidak ada publikasi sama sekali. Mereka (Edwards dan Fergie) tidak menginginkan publisitas," jelas Robinson

Banyak juga yang tidak mengetahui bahwa Alex Ferguson adalah orang pertama yang menelpon Kenny Dalglish (legenda Liverpool) pasca Tragedi Hillsborough. Dalglish mengatakan saat itu Fergie siap membantu apapun semampu dia. Semua ini tersimpan rapat, jauh dari publikasi di media, dan baru terkuak bertahun-tahun kemudian.

Menurut para peneliti, sulit untuk menarik garis lurus antara rivalitas sejarah dan rivalitas sepakbola modern. Apa yang terjadi dengan United dan Liverpool adalah rivalitas sepakbola modern. Tidak ada bukti dan referensi yang mendukung untuk mencari kebenaran dalam sejarah rivalitas sepakbola mereka. Semua ini baru terjadi tahun-tahun belakangan ketika kesuksesan Manchester United sudah melampaui capaian Liverpool.

Namun kenyataan yang sebenarnya jauh berbeda. Isu-isu rivalitas sejarah non-sepakbola yang melatari permusuhan kota Liverpool dan Manchester sangatlah masif dan tidak bisa dicegah masuk ke lapangan hijau. Perkembangan zaman membuat jurang pemisah diantara keduanya semakin besar dan dalam.

Sekarang semuanya berlangsung serba cepat, bukan hanya dalam hal membenci dan memaki diantara pendukung klub sepakbola, tapi juga tentang terbang dan tenggelam. Ini bukan judul lagu grup band Netral, tapi fenomena alam musim lalu ketika tiba-tiba fans Liverpool bermunculan dari mana saja saat melihat trofi Premier League sudah di depan mata namun dengan cepatnya mereka tenggelam ketika sang kapten terpleset.

Ah, Anfield memang penuh cerita (lucu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun