5. Karakter Khalayak
Pada banyak kasus di pedesaan, pemicuan lebih mudah dilakukan karena lebih banyak khalayak tradisional yang dapat dengan mudah disentuh lewat pendekatan emosional seperti pada pemicuan STBM ini. Namun diantaranya juga dijumpai khalayak yang cenderung menggunakan logika yang perlu mendapatkan penjelasan yang masuk akal untuk tiap ajakan fasilitator.
Selain itu di wilayah perkotaan terutama kota besar kerap pula dijumpai khalayak yang kritis, yang memiliki kepedulian tinggi, pengetahuan luas dan memiliki kemampuan dalam mengalisis. Orang kritis inilah yang justru penting untuk mendapatkan penjelasan yang utuh lewat dialog terbatas dan berpotensi menjadi penggerak masyarakat yang dibutuhkan untuk menggerakkan masyarakat.
Selain tradisional, rasional dan kritis, karakter khalayak ada pula yang apatis. Biasanya yang seperti ini tidak akan ikut berkumpul saat proses pemicuan. Apabila yang bersangkutan menjadi bagian yang perlu diubah perilakunya, dapat dilakukan penyadaran saat proses transec walk dan penetapan sangsi berdasarkan kesepakatan warga yang hadir.
6. Enabling Environment, Demand dan Suply
Setelah neningkatkan permintaan/ keinginan (demand) masyarakat akan layanan sanitasi yang baik, lalu pernyataan/ deklarasi kesediaan untuk membangun dan menggunakan sarana sanitasi yang layak telah dinyatakan dalam dokumen tertulis, disepakatilah rencana tindaklanjut masyarakat sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang mendukung (enabling environment).
Salinan, rencana tindaklanjut yang ditandatangani oleh masyarakat, kader kesehatan/ sanitarian, dan tokoh masyarakat serta ketua RT ini kemudian oleh tim fasilitator diserahkan kepada pejabat kelurahan/ desa atau yang newakili, untuk ditindaklanjuti. Komitnen nasyarakat dan segenap pemangku kepentingan di wilayah pemicuan akan semakin meningkat dengan adanya publikasi lewat media massa, penyebaran informasi lewat media cetak, media luar ruang dan pendampingan fasilitator  pasca pemicuan (suply).
Jika proses ini dilakukan dengan baik dimana unsur perubahan perilaku (Enabling Environment, Demand dan Suply) mulai tersedia, maka potensi keberhasilan pemicuan semakin besar.
Jakarta, 3 Maret 2019
Hony Irawan
Communication & Advocacy Specialist USDP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H