Mohon tunggu...
Honoratus Simson
Honoratus Simson Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah Dasar

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning

18 Februari 2024   08:40 Diperbarui: 22 Februari 2024   11:04 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model Problem Based Learning Pada Pembelajaran Tema 6 Subtema 1 Kelas VI Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

  Pendidikan adalah sesuatu yang mampu melahirkan kreativitas dan kecakapan hidup bagi setiap manusia. Hal ini seiring dengan apa yang dikemukanakan oleh (Good, 1977) bahwa pendidikan adalah bentuk dari seni, praktek atau profesi pengajaran dan merupakan ilmu yang tertata secara sistematis dan sangat berhubungan dengan prinsip-prinsip dan metode mengajar, pengawasan dan pembimbingan peserta didik. Pendidikan merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap individu agar memiliki kecakapan hidup di era revolusi industri 4.0 ini, dimana kemajuan disegala sektor semakin cepat dan penuh inovasi. Oleh karena itu pendidikan mutlak dibutuhkan baik secara formal, non-formal maupun informal. Tentunya pendidikan tidak pernah lepas dari proses belajar mengajar yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik.

Kemampuan guru sebagai yang memberikan pengajaran dalam pembelajaran harus dieksplorasi semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran abad 21. Pembelajaran abad 21 sendiri merupakan bentuk pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi. Pembelajaran abad 21 berorientasi pada berbagai keterampilan yang mutlak dibutuhkan peserta didik untuk menjadi insan yang kreatif, produktif serta penuh inovasi (Bishop, 2009). Berangkat dari tujuan pembelajaran abad 21 inilah, guru dituntut tidak boleh hanya sekedar menyiapkan bahan pelajaran tetapi lebih jauh guru harus berusaha untuk dapat melakukan perubahan yang nyata pada diri peserta didik. Hal ini memang tidak mudah karena seorang guru harus dapat melaksanakan transmisi dan sekaligus mengolah bahan pelajaran untuk dipelajari oleh peserta didik. Guru diharapkan mampu beradaptasi dengan cepat untuk meminimalisir learning loss.

 Berhasil tidaknya suatu pembelajaran dapat tergambar melalui hasil belajar yang dicapai oleh setiap peserta didik. Hasil belajar adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah peserta didik menyelesaikan program pembelajarannya melalui interaksi dengan sumber belajar hingga lingkungan belajar. Peserta didik diharapkan mampu mengaplikasikan apa yang dipelajari ke dalam kehidupan sehari-hari bahkan jika memungkinkan, peserta didik harus digiring agar level kognitifnya berada pada wilayah berpikir tingkat tinggi atau yang lebih dikenal dengan high order thinking skills (HOTS).

Akan tetapi setelah dilakukan observasi pada kenyataannya peserta didik jangankan mengaplikasikan bahkan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di sekitar yang berhubungan dengan kompetensi dasar yang dipelajari, peserta didik belum mampu. Hal ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan selama ini belum sesuai atau belum bisa mengakomodir apa yang menjadi tujuan pembelajaran dari kompetensi dasar yang dipelajari dan berimbas pada hasil belajar peserta didik yang belum mencapai angka ideal yang diharapkan atau tuntas. Hal ini menuntut tanggung jawab guru agar tidak hanya menjelaskan materi saja kepada peserta didik tetapi bagaimana meramu materi tersebut sehingga peserta didik benar-benar mampu mengidentifikasi masalah hingga mengaplikasikan apa yang dipelajari ke kehidupan nyata melalui model pembelajaran yang dapat menimbulkan keaktifan peserta didik. Melihat hal tersebut, maka kualitas proses pembelajaran perlu ditingkatkan dalam rangka membantu peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya. Oleh karena itu, pemecahan masalah yang dipilih adalah memperbaiki proses pembelajaran dengan memilih model pembelajaran Probem Based Learning (PBL). Pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan langkah panjang guna perbaikan capaian persentase ketuntasan peserta didik.

Pada pembelajaran abad 21, salah satu model pembelajaran yang terus dikembangkan adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) atau yang dikenal dengan pembelajaran berbasis masalah, dimana menurut (Arends & Kilcher, 2010) model ini menantang peserta didik untuk memecahkan masalah yang ada di lingkungan atau dunia nyata dengan cara bekerjasama di dalam satu kelompok sehingga menghasilkan pembelajaran yang kaya dengan pendapat serta solusi yang lebih konkrit. Problem Based Learning (PBL) mendorong peserta didik    mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui permasalahan nyata yang   membutuhkan suatu pemecahan masalah. Wulandari (2012) mengungkapkan   beberapa kelebihan dari penerapan metode Problem Based Learning (PBL), diantaranya: 1) Mendorong peserta didik untuk dapat memecahkan masalah pada  kehidupan nyata. 2) Mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan. 3)  Membentuk kemampuan komunikasi peserta didik melalui kegiatan diskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya.

PEMBAHASAN

Situasi

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah yaitu pembelajaran didalam kelas kurang menarik, peserta didik kurang konsentrasi ditandai dengan beberapa peserta didik mengobrol saat pembelajaran berlangsung dan guru belum menggunakan media dan model pembelajaran yang menarik. Dengan melihat hal ini maka guru perlu mempraktikkan dengan mengubah cara dalam mengajar agar pembelajaran lebih menarik dan hasil belajar peserta didik meningkat sehingga setelah diadakan praktik dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan memanfaatkan TIK terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik. Kita sebagai guru tentu bertanggung jawab terhadap keberhasilan peserta didik sehingga guru harus melakukan berbagai cara agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dan sebagai tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas pendidikan profesi guru dalam jabatan.

Tantangan

Setelah dilakukan identifikasi dengan refleksi diri, maka beberapa penyebab masalah yang terjadi yaitu :

Kurangnya penggunaan media pembelajaran yang tepat

Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru bersifat membosankan dan kurang variatif

Model pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak inovatif

Apa saja yang menjadi tantangan untuk permasalah tersebut?

Perlu persiapan yang matang untuk melaksanakan aksi ini terutama dalam pembuatan perangkat serta metode dan model pembelajaran yang mendukung pembelajaran yang kreatif dan inovatif agar bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Guru dituntut untuk bisa mengkreasikan penggunaan metode pembelajaran dengan bantuan media yang tepat serta mendukung dalam peningkatan hasil belajar peserta didik.

Pada saat pelaksanaan kegiatan praktik pembelajaran masih ada peserta didik yang kurang serius dalam pembelajaran dan masih kurang percaya diri dalam menyajikan hasil kerja kelompoknya.

Yang terlibat dalam tantangan ini adalah:

Guru

Peserta didik

Kepala sekolah sekaligus observer

Teman sejawat

Rekan-rekan mahasiswa PPG dalam jabatan

Dosen pembimbing

Guru pamong

Aksi

Langkah -langkah yang harus dilakukan oleh guru sesuai tantangan yang dihadapi antara lain:

Berdiskusi dengan dosen pembimbing, guru pamong dan teman-teman mahasiswa PPG  dalam jabatan mengenai keefektifan penggunaan metode pembelajaran yang diawali dengan penyusunan perangkat pembelajaran kemudian menentukan model pembelajaran dan media yang relevan.

Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan modul pembelajaran yang telah dibuat dan membimbing serta memotivasi peserta didik agar bisa lebih disiplin, dan percaya diri dalam pembelajaran.

Strategi yang dilakukan guru yaitu menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan bantuan PPT slide power point dan video pembelajaran tema 6 subtema 2 pembelajaran ke 3.

Proses yang dilakukan dalam aksi ini yaitu melalui langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

Orientasi peserta didik pada masalah. Dengan mengamati slide power point dan video pembelajaran tema 6 subtema 2 pembelajaran ke 3.

Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Dengan cara membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan membagikan bahan ajar serta LKPD yang akan dikerjakan.

Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Melalui bimbingan guru dalam setiap kelompok peserta didik dapat memecahkan masalah melalui diskusi kelompoknya masing-masing.

Mengembangkan dan menyajikan hasil data dengan cara setiap kelompok secara bergantian membacakan hasil diskusinya di depan kelas.

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan cara peserta didik secara bergantian bertanya jawab dan memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang dibacakan dari kelompok lain, guru memberikan penguatan setelah kegiatan presentasi serta peserta didik mengerjakan soal secara individu untuk mengetahui pemahaman peserta didik pada materi pelajaran.

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan materi ini adalah energi listrik, proyektor, laptop, aplikasi power point, video pembelajaran yang telah didownload dari youtube, buku paket tema 6 subtema 2 pembelajaran ke 3, dan bahan ajar.

Refleksi

Refleksi aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan hasilnya efektif dan dapat dilihat dari:

Pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Hal ini ditunjukkan dari jawaban peserta didik terhadap pertanyaan guru selama pembelajaran berlangsung. Peserta didik juga mempu menjawab soal HOTS.

Penggunaan media mampu membantu peserta didik memahami masalah yang diorientasikan pada tahap pertama model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik dapat meningkatkan aktivitas belajar, sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar.

Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah sangat senang, bisa dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran siswa memberikan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan media pembelajarannya menarik juga mudah dipahami.

Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan akan penguasaan guru terhadap media pembelajaran, metode, model pembelajaran dan langkah-langkah pada rencana pelaksaanaan pembelajaran yang sudah dibuat.

Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah dilakukan adalah guru harus senantiasa kreatif dan inovatif dalam memilih metode, model dan media pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan. Guru dapat mengakses berbagai sumber untuk menemukan sekaligus mempelajari strategi, model dan media pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menghadapi tantangan di masa depan.

KESIMPULAN

Praktik baik ini dilakukankan agar mengetahui kemampuan peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar pada tema 6 subtema 2 pembelajaran ke 3 dengan materi makna Proklamasi kemerdekaan dan pelaksanaan kewajiban pada Sekolah Dasar Negeri 13 Telidik dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan berbantukan media power point dan video pembelajaran. Uraian di atas, dapat dicermati bahwa model Problem Based Learning dapat membantu peseta didik dalam meningkatkan hasil belajar pada tema 6 subtema 2 pembelajaran ke 3 materi makna Proklamasi kemerdekaan dan pelaksanaan kewajiban. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian yang dilakukan dapat memberikan bukti, guru harus merancang model pembelajaran yang inovatif dan menggunakan media yang efektif dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil   penelitian   bahwa   pembelajaran   dengan   menggunakan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan persentase ketuntasan mencapai 92%. Dari hasil yang telah di  dapat  pada permasalahan  yang  dialami peserta didik dapat diselesaikan dan tentunya hal ini menjadi harapan ke depannya guru lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bertolak dari hasil penelitian ini, peneliti dapat  mengembangkan  penelitian  yang sama  namun  dapat  menerapkan  variabel  terikat  dan variabel bebas yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Noviati, W. (2023). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dalam meningkatkan hasil belajar IPA di SD. Jurnal Kependidikan, 7(2), 19-27.

Mandagi, F. A., Palobaran, M., & Sudirman, S. (n.d.). Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Melalui Penerapan Model Problem Based Learning. Jurnal Media Elektrik, 19(1), 46--55.

Muhtadi, A. (2019). Pembelajaran Inovatif. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Reinsini, C. E., Susila, I. W., & Cholik, M. (2021).

 Application of Problem-Based Learning to Enhance Students Learning Outcomes in Basic Competencies of Maintaining Brake Systems. International Journal for Educational and Vocational Studies, 3(2), 139--145.

Saefuddin, A., & Berdiati, I. (2014). Pembelajaran efektif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi pembelajaran teori dan aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun