Mohon tunggu...
Honing Alvianto Bana
Honing Alvianto Bana Mohon Tunggu... Petani - Hidup adalah kesunyian masing-masing

Seperti banyak laki-laki yang kau temui di persimpangan jalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tanah adat

16 Januari 2022   12:54 Diperbarui: 16 Januari 2022   12:58 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kita melingkar berdua
meneguk sopi hingga mabuk
kita lalu berbicara banyak perkara
sejak tanah leluhur disabit keserakahan
orang-orang berkata mereka melihat plato dan socrates, tadi

Oenasi, Januari 2022

VII. Kelopak 

Matamu akan selalu kukenang, pada gemercik air di bulan desember. Juga, pada air yang mengenang disepanjang jalan.

Matamu akan selalu kubaca, pada sapaan senja yang mega menjingga disuatu sore. Juga, pada semilir angin sepoi-sepoi diatas tanahku.

Sebab matamu adalah kompas, saya akan berjalan mengikutinya, dan berhenti berpijak tepat dikelopak matamu.

Oesao, November 2021

VIII. Kenangan

Aku mengingatmu pada setiap helai rumput di dada padang.
Rindu padamu adalah ranting-ranting rindang pohon ampupu.
Aku memelukmu pada cinta tulus yang telah membatu.
Cintaku mengalir pada arus sungi-sungai yang jernih.
Kenaganku tentangmu ialah api yang hingga kini tak ingin padam.

Soe, Januari 2021

IV. Tanah para usif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun