Kita menciptakan "orang" itu di dalam kepala kita. Lalu, kita merasa bahwa "ia"benar-benar nyata. Padahal, "ia" yang nyata pasti berbeda dengan "ia" yang kita bayangkan.
Patah hati, sulit move on, sedih, kecewa, merasa terkhianati adalah hasil dari pemahaman yang salah akan cinta. Banyak orang berpikir bahwa apa yang mereka bayangkan adalah sesuatu yang nyata dan selalu abadi. Mereka tak menyadari, bahwa setiap orang punya potensi untuk berubah.
Karena pemahaman akan cinta yang salah, maka saat mereka mendapati pasangan mereka tak lagi sesuai dengan gambaran yang selama ini dibayangkan, mereka pun terperosok pada jurang nestapa. Buahnya adalah sakit hati, depresi, kecewa, putus asa, dan lain sebagainya.
Sebab cinta lahir dari sensasi di balik simbol-simbol yang diakui, maka kita perlu memahaminya dengan baik.
Cinta adalah konsep yang ada di dalam kepala kita. Ia datang dari gambaran kita akan seseorang. Gambaran yang ada dan kita  bayangakan itu pun tak nyata. Ia bisa berbeda dan berubah-ubah.
Perasaan jatuh cinta pun bisa berubah-ubah. Bisa ada dan hilang. Saat ini, Anda mungkin bisa jatuh cinta pada seseorang, tapi besok, Anda bisa benci pada orang yang sama.
Sedih, patah hati, kecewa, perasaan terkhianati, dan lain sebagainya pun tak nyata. Ia bisa berubah-ubah. Ia hanya hadir sesaat. Ia seperti angin, hanya datang, pergi, datang lagi, pergi lagi, dan seterusnya. Ia pun tak abadi.
Kalau cinta itu seperti itu, lantas untuk apa terkubur dalam kubangan duka nestapa? Saat patah hati, bangun dan tertawalah. Saat jatuh cinta, sadar-sesadarnya, bahwa semua orang punya potensi untuk berubah.
Sekali lagi, cinta hanyalah bunga-bunga sensasi yang ada di balik simbol-simbol. Ia bisa berbeda dan berubah. Ia tak memiliki inti pada dirinya sendiri.
Hanya dengan menyadari akan hal itu, kita bisa tertawa saat tersakiti, dan menari kala jatuh cinta.