Minggu (30/06/24) - Desa Kedungrejo, Kec. Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjadi saksi dari sebuah inovasi modern yang dilaksanakan oleh tim pengabdian dari Universitas Negeri Malang.
Dalam sebuah kegiatan yang berlangsung selama 1 hari, dengan tim yang terdiri dari Aripriharta, ST., M.T., Ph.D. sebagai Ketua Pengabdian dan beranggotakan Prof. Aji Prasetya Wibawa, Ph.D., Sujito, S.T., M.T., Ph.D., Prof. Dr. H. M. Alfian Mizar, M.P. serta Aditya Wahyu Setiawan, Nur Aini Syafrina Rahmadhani sebagai mahasiswa. Tim pengabdian tersebut memperkenalkan penggunaan mesin pencacah rumput otomatis yang menggunakan panel surya kepada peternak sapi lokal, yang dikenal dengan nama “Peternak Lembu Ndeso”.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memberikan solusi efektif dan berkelanjutan bagi para peternak dalam penyediaan pakan ternak. Dengan adanya mesin pencacah rumput otomatis, para peternak tidak hanya dapat menghemat waktu dan tenaga, tetapi juga memanfaatkan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Kegiatan ini didanai oleh Internal UM 2024 dengan nomor kontrak 4.4.1271/UN32.14.1/PM/2024. Jenis kegiatan yang dilaksanakan berupa pelatihan intensif kepada para peternak terkait penggunaan dan perawatan mesin pencacah rumput serta fungsi panel surya tersebut. Lokasi pelaksanaan berada di Desa Kedungrejo, Kec. Pakis, Kab. Malang yang dipenuhi oleh antusiasme para peserta.
Para peserta yang terdiri dari para peternak lokal mendapatkan bimbingan langsung dari para ahli dan pembicara dari Universitas Negeri Malang, di antaranya adalah Aripriharta, ST., MT., Ph.D., Muhammad Jazuli Shubhi, Dila Amelia Putri. Peran mitra lokal sangatlah penting dalam kegiatan ini, karena mereka tidak hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga sebagai penghubung antara tim pengabdian dan komunitas peternak.
Manfaat dari kegiatan ini sangat besar. Dengan menggunakan mesin pencacah rumput otomatis yang digerakkan oleh panel surya, para peternak dapat mengurangi ketergantungan pada energi konvensional serta meningkatkan efisiensi dalam penyediaan pakan ternak. Selain itu, adanya pelatihan juga memastikan bahwa para peternak dapat mengoperasikan dan merawat mesin dengan baik. Harapan dari kegiatan ini adalah agar para peternak dapat lebih mandiri dan efisien dalam mengelola pakan ternak mereka, serta menjadi contoh bagi daerah-daerah lain dalam penerapan teknologi ramah lingkungan di sektor peternakan. Kegiatan ini diharapkan dapat berkelanjutan dan memberikan dampak positif jangka panjang bagi kesejahteraan peternak dan keberlanjutan lingkungan.Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H