***
Di tempat yang berbeda, Adisti segera mengemas semua berkas penting miliknya dan Dirga ke dalam tas. Ia harus segera mengamankan semuanya sebelum Dirga dan Ariana menemukan berkas itu.
"Awas saja kamu, Mas. Sakit hatiku ini harus dibalas. Aku tidak terima pernikahan ini kau nodai!" Adisti bermonolog.
"Tapi kalau dipikir-pikir yang rugi bukannya aku tapi Mas Dirga, kok aku yang ketar-ketir?" Adisti  terus berbicara sendiri.
Dia hampir melupakan kalau semua aset yang ada adalah miliknya, sedangkan Dirga suaminya hanya datang dengan tangan kosong ke rumah itu.
"Astagfirullah! Kau tuyul dari mana!" kaget Adisti saat Dirga memasuki kamar.
"Sayang ini aku Suamimu," ucap Dirga. Adisti menaikan sebelah alisnya tak mengenali sang suami.
"Tak sudi ku berteman sama tuyul comberan,mendingan kau pulang ke majikanmu saja." nyanyi Adisti.
Dirga menghela nafas. Sungguh ia merasa sangat lelah. Sudah cukup kejadian konyol yang menimpa dirinya secara bertubi-tubi.
"Ini semua ulahmu!" geram Dirga, pasalnya karena ulah Adisti beberapa menit yang lalu membuat rambut palsunya hilang.
"Itu karma, karena kamu sudah selingkuh." Adisti pergi dengan menenteng tasnya. Dirga menghempas tubuhnya di kasur, rasanya sangat lelah ujian malam ini.