pagi itu kulihat dia seperti biasa
memang sudah tua, begitu juga imun tubuhnya
aku sudah lupa hitungan beberapa kali ia diangkut mobil  yang terparkir dibalai lurah
oh malangnya kau mbah...
hidup sebatang kara di usia senja
memendam semua rasa demi kebahagian putra
terdengar kabar kau kini dirawat ditempat sunyi  sepi tidak seperti biasa
tak terbayang bagaimana rasanya..
tubuh tua, lemah. Â sendiri tampa sanak keluarga.
sore itu satu rombongan datang
ku kira  membawa kabar tentang segala kebaikan kesehatanmu
"ternya tidak boleh masuk, bahkan melewati pagarpun tidak bisa"
suara dari tetanggaÂ
adzan isyak berkumandang lirih, tertindih suara hujanÂ
samar -samar terdengarÂ
sebelum kakiku melangkah kesurau, suara speker masjid menyala kembali.
tak biasa gumamku
oh betapa terkejutnya aku..
berita duka, terdengar jelas di sela  hujan redaÂ
aku belum sempat,menjengukmuÂ
aku belum sempat memintak maaf padamu
aku hanya hanya terbayang semua kebaikanmuÂ
semua tidak bisa disalahkan
hiya semua tidakbisa disalahkan
ini adalah duka masaÂ
kita harus terimaÂ
sambil menenggelamkan kepala kurimkan semua doa untukmu
selamat jalan mbah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H