Lalu sang ibu gampang berdalih: “hujan – nyenyak – telat!”,
Hujan pagi yang dat ang, si kambing hitam.
Bukan kebetulan aku suka memandang hujan,
Asmara awan kepada tanah,
Kecintaan langit teruntuk bumi,
Kegemaran yang tak pernah kusadari,
Menikmati sorak hujan bak menyimak tarian,
Mendengar curahan dari balik awan, kuyup riuh penuh,
Damai hadir disini,
Berderai derai,
Bersama air.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!