Indonesia merupakan negara dengan jumlah suku yang cukup banyak. Dengan jumlah suku yang banyak, keberagaman di Indonesia juga begitu melimpah. Mulai dari tradisi, budaya, hingga kuliner yang memiliki keunikannya masing - masing.
Tidak hanya itu, sumber daya yang melimpah ditiap daerahnya juga menghasilkan keberagaman yang tinggi dan unik - unik. Dari Sabang hingga Merauke, tersebar berbagai macam satwa dan tumbuhan yang memberikan kehidupan bagi masyarakat Indonesia. Akibatnya banyak hal yang terpengaruh oleh keberagaman ini salah satunya sektor kuliner
Dengan daerah yang luas, Indonesia memiliki beragam jenis kuliner yang menarik. Bahkan di tiap daerahnya, masih memiliki kuliner yang bermacamn - macam dan unik - unik. Tidak hanya kuliner biasa, di beberapa daerah juga terdapat kuliner ekstrim yang tidak semua orang akan menyukainya.
Seperti di Jawa Barat dengan kuliner belalang goreng yang tergolong ekstrim. Kemudian di Indonesia timur, terdapat berbagai kuliner ekstrim lainnya seperti olahan ulat sagu. Hal ini menjadi keunikan tersendiri terhadap sektor kuliner di Indonesia
Di Ketapang, Kalimantan Barat juga terdapat kuliner ekstrimnya sendiri. Daerah yang sebagian besar wilayahnya dihuni oleh orang Melayu dan orang Dayak ini menghasilkan kuliner ekstrim yang bahkan orang lokal sendiri banyak yang tidak menyukainya.
Kuliner ekstrim ini memberikan cita rasa yang unik bagi penikmatnya. Bagi masyarakat yang tidak menyukai, menganggap makanan ini merupakan makanan yang tidak layak untuk dimakan. Berikut merupakan beberapa kuliner ekstrim yang ada di Ketapang, Kalimantan Barat yang cukup banyak peminatnya:
1. Cencalok
Cencalok merupakan makanan yang berasal dari olahan udang yang difermentasi. Udang yang digunakan merupakan udang yang masih kecil. Tetapi ada juga cencalok yang menggunakan bahan utama kerang, namun kebanyakan bahan utama yang digunakan adalah udang kecil. Selain bahannya mudah didapatkan, udang memiliki aroma unik sendiri ketika sudah di fermentasi.Â
Rasa dari makanan ini merupakan campuran dari asam dan amis dari udang. Biasanya cencalok diolah dengan menambahkan potongan bawang merah dan cabai, tetapi bisa juga langsung dinikmati secara mentah. Cencalok juga bisa ditumis dan ditambahkan bahan lainnya sebagai penikmat rasa. Tidak banyak yang menyukai cencalok, tetapi tetap ada yang menikmati cencalok ini sebagai makanan sehari hari.
2. Pekasam
Pekasam memiliki berbagai jenis tergantung bahan yang digunakan. Pekasam merupakan makanan fermentasi, dimana bahan yang ingin dibuat menjadi pekasam di bungkus dengan nasi kemudian difermentasikan. Hasil dari pekasam adalah rasa khas yang asam ditambah aroma khas dari hasil fermentasi.Â
Pekasam yang paling populer di Ketapang adalah pekasam perut ikan dan pekasam daging babi. Bagi orang Dayak pekasam daging babi sudah menjadi bagian dari menu utama setiap harinya. Selain rasanya yang enak, pekasam dagi babi cukup awet apabila dibawa berburu atau berkebun yang bisa sampai berhari - hari. Untuk pekasam perut ikan, memiliki aroma asam dicampur aroma amis dari ikan. Dapat dibayangkan sensasi dari makanan yang satu ini. Pekasam bisa dinikmati secara langsung atau dapat dimasak dengan hidangan lainnya.
3. Tempoyak
Tempoyak merupakan olahan daging durian yang difermentasi. Berbeda dengan makanan sebelumnya, tempoyak lebih banyak diminati oleh masyarakat lokal dibandingkan cencalok dan pekasam. Rasa dari tempoyak ini seperti durian hanya saja ada sedikit rasa alkohol karena efek dari fermentasi dan rasa asin. Tempoyak dapat diolah menjadi makanan tersendiri atau dapat menjadi bahan  penambah untuk masakan lainnya.
Kuliner ekstrim memiliki ciri khas dan rasa uniknya tersendiri. Tidak semua kalangan dapat menikmati makanan ini. Bahkan mungkin saja baru melihat bentuknya atau mencium aromanya, sudah membuat nafsu makan berkurang sampai menghilang.
Demikian pembahasan mengenai kulimer ekstrim yang terdapat di Ketapang, Kalimantan Barat. Dengan keberagaman suku dan sumber daya, Indonesia menghasilkan keberagaman kuliner jyang dapat menjadi nilai lebih dan menjadi ciri khas dari Indonesia. Semoga kuliner ekstrim tradisional ini dapat menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia, dan dapat dikembangkan lagi untuk memenuhi cita rasa di nusantara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H