Mohon tunggu...
christi kevin kyken
christi kevin kyken Mohon Tunggu... Petani - Warrior God of Agriculture

- Senang berimprovisasi - Sedang berlatih untuk berpikir kritis dan open minded - Sangat ingin menjadi ahli botani, arsitek pertanian dan filsuf

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Hugelkultur: Teknik Budidaya yang Kaya Unsur Hara

9 November 2023   07:24 Diperbarui: 9 November 2023   07:40 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lapisan berikutnya dapat diisi menggunakan bahan organik yang belum terurai dengan sempurna seperti sisa -- sisa makanan atau limbah rumah tangga lainnya. Lapisan ini juga dapat diisi dengan pupuk kandang yang belum terdekomposisi dengan baik. Lapisan ini akan memberikan nutrisi yang baik bagi media tanam dan dengan kondisi hangat yang alami, akan membuat proses dekomposisi menjadi lebih cepat dan efektif.

Pada lapisan paling atas, gundukan atau bukit ini ditutupi dengan tanah atau tanah kompos. Lapisan ini harus cukup tebal agar dekomposisi pada lapisan sebelumnya dapat terjaga. Hal ini juga untuk menghidari akar tanaman yang dapat mencapai lapisan sebelumnya lebih cepat yang dapat membuat akar tanaman menjadi terbakar karena proses dekomposisi tersebut. Lapisan atas ini juga dapat dilapisi kembali dengan rumput kering atau jerami bahkan mulsa daun untuk tetap menjaga kelembaban dari lapisan paling atas ini. Bahkan menambahkan mulsa organik ini akan memberikan dampak seperti tidak membutuhkan banyak tanah dan tidak membutuhkan banyak air.

Apabila ingin membuat lebih dari empat lapisan, dapat mengulangi langkah dari lapisan diatas lapisan pondasi. Hal ini akan membuat lapisan menjadi lebih tebal dan gundukan semakin tinggi. Banyaknya lapisan tergantung dari selera masing -- masing orang, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk lebih dari empat lapisan.

Dengan memanfaatkan teknik hugelkultur, akan memberikan keunggulan yang sangat banyak seperti retensi kelembaban yang baik, meningkatkan kesuburan tanah atau media tanam, tidak memerlukan penggunaan pupuk dan dapat dimanfaatkan dalam skala waktu yang cukup panjang. Namun masih terdapat perdebatan mengenai kekurangan dari hugelkultur ini. Seperti contoh yaitu kemungkinan tanaman akan mengalami kelebihan nutrisi, karena jelas bahan -- bahan yang digunakan dalam pembuatan hugelkultur menggunakan bahan -- bahan organik yang kaya akan nutrisi.

Teknik hugelkultur ini akan memberikan keuntungan yang lebih besar lagi terhadap tanaman yang merambat seperti mentimun, famili leguminase, melon, semangka, dan labu. Tanaman seperti kentang dan wortel juga akan mendapatkan keuntungan tersendiri juga. Hal ini karena struktur dari hugelkultur dan lapisannya menguntungkan bagi tanaman merambat dan umbi --umbian.

Teknik hugelkultur ini memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri seperti teknik pertanian lainnya. Akan tetapi teknik ini sudah diakui oleh orang -- orang berpengaruh yang berasal dari kalangan permakultur yang melihat bahwa hugelkultur sangat ramah terhadap lingkungan. Bahan -- bahan yang digunakan dalam teknik ini juga tidak begitu mahal bahkan mudah untuk ditemukan. Semoga teknik hugelkultur ini dapat dikembangkan lagi sehingga dapat menyesuaikan dengan kemajuan pertanian modern dan dapat memberikan lebih banyak manfaat di dunia pertanian dan lingkungan.

Pustaka:

https://www.almanac.com/what-hugelkultur-ultimate-raised-bed

https://www.quickcrop.ie/blog/hugelkultur-garden-beds/

https://www.permaculture.co.uk/articles/the-many-benefits-of-hugelkultur/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun