Mohon tunggu...
MOH HOLIL
MOH HOLIL Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Guru SDN Margagiri 2.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru

30 Januari 2019   17:50 Diperbarui: 31 Januari 2019   11:32 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahukah kamu bahwa disiplin kerja itu sangat penting?. Keberadaan disiplin menjadi sangat penting karena memacu pelaksanaan program secara efektif dan menjamin dipatuhinya aturan yang telah ditetapkan. Tata peraturan tersebut menjadi acuan bagi guru dalam melaksanakan tugas pokoknya dan berfungsi menyatukan serta menyelaraskan berbagai tujuan dan tata nilai individual yang dianut.

Disiplin yang paling pokok dan penting adalah disiplin yang datang dari dalam diri pribadi atau individu masing-masing guru, akan tetapi seringkali faktor dari dalam diri tidak cukup untuk merangsang kedisiplinan guru. 

Diperlukan faktor luar sebagai motor penggerak yang dirasa cukup kuat sesuai dengan lingkungan kerja dan bidang tugas guru, yaitu kepemimpinan kepala sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh Adler (Permadi, 2011: 24) menegaskan bahwa kualitas pengajaran dan pembelajaran yang berlangsung di sekolah sangat ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.

Beberapa faktor pendukung yang dapat memotivasi disiplin kerja guru diantaranya adalah kepala sekolah, karena menurut Dinas Pendidikan (Mulyasa, 2009:98) telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator; manajer; administrator; dan supervisor (EMAS).

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah (Mulyasa, 2009:103).

Pernah dilakukan penelitian di Universitas Michigan "berpusat pada pekerjaan dan berpusat pada karyawan" (Gibson, dkk, 1988). Bahwa dalam penelitian ini dilakukan pada berbagai macam jenis industri  dan badan-badan pemerintahan. Melalui wawancara dengan pemimpin dan pengikut, para ahli riset mengidentifikasi  dua gaya kepemimpinan yang berbeda-beda yang dinamakan berpusat pada pekerjaan (job-centered) dan berpusat pada karyawan (Employee-centered).

Ternyata produktvitas naik pada kedua sistem, dengan kenaikan 25 persen dalam bagian yang berpusat pada pekerjaan, dan 20 persen dalam bagian yang berpusat pada karyawan. Kenaikan ini dicapai dengan cara yang berbeda-beda dalam dua sistem tersebut. Dalam bagian yang terpusat pada pekerjaan, bahwa tekanan dan perilaku pemimpin merupakan sebab kenaikan. Sedangkan dalam bagian yang berpusat pada karyawan banyak mengembangkan beberapa prosedur pendekatan terhadap bawahan.

Begitu juga dengan penelitian Nurhadi, Ali (2007) " Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru SDN di Kabupaten Sampang". Hasil penelitian menunjukan bahwa, terdapat hubungan yang penting dan berpengaruh antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah, baik yang cenderung kepada tugas, hubungan manusia, maupun kedua-duanya dengan disiplin kerja guru.

Fakta di lapangan yang penulis temui bahwa beberapa guru kurang disiplin bukan karena semata-mata kesalahan sepenuhnya mereka sendiri, tetapi ada diantaranya karena kepala sekolah kurang tegas, kurang berperilaku baik, kurang memberikan pengakuan, kurang terbuka, dan kurang memperhatikan sisi hubungan manusia. Hal ini berarti adanya hubungan dan pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap dispilin kerja guru.

Permasalahan tersebut di atas harus dikaji, dianalisis, dan dirumuskan, apakah ada pengaruh perilaku kepemipinan kepala sekolah yang cenderung pada tugas terhadap disiplin kerja guru?, apakah ada pengaruh perilaku kepemipinan kepala sekolah yang cenderung pada hubungan manusia terhadap disiplin kerja guru?, dan apakah ada pengaruh perilaku kepemipinan kepala sekolah yang cenderung pada tugas dan hubungan manusia secara bersama-sama terhadap disiplin kerja guru?

Perilaku Kepemimpinan Berorientasi pada Tugas

Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas mempunyai peranan penting dalam hal mendisiplinkan para guru, karena dengan perilaku ini kepala sekolah bisa menekan para guru untuk melaksanakan tugasnya dengan teratur, rapi, dan sungguh-sungguh. 

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yukl (2009:79) bahwa perilaku yang cenderung pada tugas adalah jenis perilaku yang mengutamakan dan memperhatikan penyelesaian tugas, menggunakan personil dan sumber daya secara efisien, dan menyelenggarakan operasi yang teratur dan dapat diandalkan.

Tingginya pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang berorientasi pada tugas terhadap disiplin kerja guru SD Negeri merupakan dampak dari ketergantungannya guru-guru SD Negeri pada disiplin kerja dengan selalu menunggu perintah dari atasan, melalui tugas-tugas yang tersusun rapi dan jelas  dengan pantauan dan tekanan dari pimpinan.

Seperti yang dikemukakan oleh Gibson, dkk (1988:268-270) penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan "berpusat pada pekerjaan dan berpusat pada karyawan". Pemimpin yang berpusat pada pekerjaan melakukan pengawasan yang ketat sehingga bawahan menjalankan tugas mereka dengan menggunakan prosedur khusus. Tipe pemimpin ini mendasarkan diri pada paksaan, imbalan, dan kekuasaan yang sah untuk mempengaruhi perilaku dan hasil karya pengikut. 

Hasil penelitian terhadap perilaku berpusat pada pekerjaan tersebut menunjukan adanya peningkatan sebesar 25% dikarenakan dalam bagian tersebut dikendalikan secara prosedural dan ketat, sehingga diduga bahwa tekanan dan perilaku pemimpin yang berpusat pada pekerjaan merupakan sebab kenaikan.

Berdasarkan hasil penelitian baik yang dilakukan oleh penulis maupun hasil penelitian terdahulu ada kesamaan bahwasanya perilaku yang orientasi pada tugas dapat meningkatkan disiplin kerja  dikarenakan adanya tuntutan tugas dengan prosedur jelas dan terukur, ditambah dengan adanya paksaan dan tekanan dengan kekuasaan yang sah. Namun hal itu bisa terjadi dalam waktu yang tidak lama, dikarenakan adanya tekanan dan ketidaknyamanan bawahan dalam hal bertugas.

Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas saja dapat mendisiplinkan kerja guru, tetapi dapat membuat tekanan dan ketidaknyamanan terhadap guru, sebagaiamana diungkapkan oleh Sutrisno (2012:92) bahwa pemimpin yang kurang baik, yang memakai kekuasaannya dengan sewenang-wenang dan menggunakan ancaman terus menerus, kadang dapat memperoleh apa yang tampak sebagai disipilin yang baik, namun rasa gelisah dan tidak tenteram yang timbul dari peraturan yang keras dan paksaan saja, dapat meledak di muka pimpinan setiap waktu.

Perilaku Kepemipinan yang Berorientasi pada Hubungan Manusia

Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan antara manusia menekankan pada komunikasi serta membangun dan mempertahankan hubungan yang efektif seperti motivasi, peningkatan kesejahteraan, dan kepuasan para staf/pegawai sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan manusia mempunyai pengaruh yang lebih rendah terhadap disiplin kerja dibandingkan dengan perilaku tugas, hal ini disebabkan oleh guru-guru SD Negeri masih bergantung pada tugas-tugas dan perintah atasan, sehingga ketika kepala sekolah tidak membuat suatu kebijakan aturan dan tugas yang jelas dengan pantaun dan tekanan, maka guru akan menjadi santai dan kurang disiplin.  Hal ini bersamaan juga dengan rendahnya kepala sekolah memberi pengakuan, dukungan,  kerja sama, serta komunikasi terhadap guru.

Perilaku kepala sekolah bisa meningkatkan disipilin kerja guru melalui hubungan manusia yang baik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Robbins (2015:250) bahwa seorang pemimpin yang secara efektif menampilkan dan mengelola emosinya akan lebih mudah memengaruhi perasaan para pengikut dengan mengekspresikan simpati dan antusiasme yang tulus untuk kinerja yang baik, dan dengan tidak memperlihatkan kemarahan ketika para pekerja gagal dalam melaksanakan pekerjaannya.

Dengan perilaku kepemimpinan ini guru sebagai pegawai merasa dihargai, diperhatikan, kemudian mereka juga akan termotivasi untuk menjalankan semua  tugas dan tanggung jawabnya, sehingga tujuan pendidikan dengan guru sebagai ujung tombak akan tercapai, oleh karena itu kepala sekolah dengan perilaku kepemimpinan cenderung pada hubungan akan mempengaruhi disiplin kerja guru, dengan perilaku ini kepala sekolah berusaha menjalin komunikasi, kerja sama, memberikan pengakuan, mengembangkan para staf (guru) serta memberikan motivasi. Dengan perlakuan ini disiplin kerja mereka juga akan meningkat, terutama bagi para guru yang selalu ingin mengembangkan diri.

Perilaku Kepemimpinan yang Berorientasi Tugas dan Hubungan Manusia

Perilaku kepemimpinan di atas baik yang berorientasi pada tugas maupun hubungan manusia kedua-duanya mempunyai pengaruh terhadap dispilin kerja guru, untuk itu perilaku tersebut harus berjalan secara bersama-sama dan seimbang agar mempunyai pengaruh yang kuat dan signifikan dengan disiplin kerja guru.

Berdasarkan teori perilaku kepemimpinan yang efektif untuk mencapai suatu tujuan organisasi adalah kombinasi dari perilaku yang berorientasi pada tugas dan hubungan manusia. Sebagaimana dikatakan Pidarta (2005:197) bahwa kepemimpinan yang baik ialah kepemipinan yang mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi antar hubungan manusia. Kedua orientasi ini perlu dipadukan dan kedua-duanya ditingkatkan. Hanya dengan cara ini kepemimpinan akan menjadi efektif

Perilaku kepemimpinan yang efektif merupakan perilaku yang bisa menempatkan dalam berbagai situasi dan kondisi, seperti yang dikemukakan oleh  Robbins (2015:255-256) jika para pengikut tidak mampu dan tidak bersedia untuk mengerjakan suatu tugas, maka pemimpin perlu menjelaskan dan memberikan pengarahan secara spesifik, jika mereka tidak mampu tetapi bersedia, maka pemimpin harus memperlihatkan orientasi tugas yang tinggi untuk mengompensasikan kekurangan kemampuan dari para pengikutnya, dan orientasi hubungan yang tinggi yang membawa mereka untuk "masuk ke dalam" keinginan dari pemimpin. Jika para pengikut mampu tetapi tidak bersedia, maka pemimpin perlu menggunakan gaya kepemimpinan yang suportif dan partisipatif, jika mereka mampu dan bersedia, maka pemimpin tidak perlu melakukan upaya.

Hasil dari kajian ini jelas menunjukan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang baik merupakan kepemimpinan yang bisa menggabungkan antara perilaku  tugas dengan perilaku hubungan manusia. 

Disamping kepala sekolah mampu memberikan tugas dengan jelas, serta selalu memantau para guru dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan, juga mampu memberikan dukungan, pengakuan, memotivasi, kerja sama, serta komunikasi. Sehingga para guru memiliki disiplin kerja yang tinggi dengan harapan dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang baik pula pada siswa.

Melalui perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang menggabungkan antara tugas dan hubungan manusia maka para guru merasa diperhatikan baik dalam hal tugas dan kewajiban maupun hak dan kesejahteraan yang bisa memicu tingkat kedisiplinan guru, sehingga dengan kedispilinan yang baik tujuan pendidikan yang diprogramkan dapat tercapai dengan baik, efektif, dan produktif.

Berdasarkan bahasan di atas bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah baik yang cenderung pada tugas maupun hubungan manusia masing-masing mempunyai pengaruh terhadap disiplin kerja guru, dan apabila diterapkan secara bersama-sama dan seimbang akan lebih baik dan efektif  terhadap disiplin kerja guru-guru di Sekolah Dasar Negeri.

Untuk itu ada beberapa ajuan atau saran bahwa kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri agar menerapkan dan menggabungkan antara perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan hubungan manusia untuk disiplin kerja guru.

Para pemangku kebijakan pendidikan dalam hal ini UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Pengawas Sekolah, agar mensosialisasikan kepada para Kepala Sekolah Dasar Negeri bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah dapat memberikan dampak positif untuk meningkatkan kedisipilinan guru.

Sumber Pustaka

Gibson, L James, dkk (1988). Organisasi dan Manajemen. Diterjemahkan oleh: Djoerban Wahid, SH. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mulyasa, E. (2009). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhadi, Ali. 2007. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru SDN di Kabupaten Sampang. Tesis. Surabaya: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya.

Permadi, Dadi. (2011). Kepemimpinan mandiri (professional) Kepala Sekolah (kiat memimpin yang mengembangakn partisipasi). Bandung: PT. Sarana Panca Karya Nusa

Pidarata, Made (2005). Perencanaan Pendidikan Partsipatori, dengan Pendekatan Sistem. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A. (2015). Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Sutrisno, Edy. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenadamedia Group.

Yukl, Gary. (2009). Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun