Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas mempunyai peranan penting dalam hal mendisiplinkan para guru, karena dengan perilaku ini kepala sekolah bisa menekan para guru untuk melaksanakan tugasnya dengan teratur, rapi, dan sungguh-sungguh.Â
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yukl (2009:79) bahwa perilaku yang cenderung pada tugas adalah jenis perilaku yang mengutamakan dan memperhatikan penyelesaian tugas, menggunakan personil dan sumber daya secara efisien, dan menyelenggarakan operasi yang teratur dan dapat diandalkan.
Tingginya pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang berorientasi pada tugas terhadap disiplin kerja guru SD Negeri merupakan dampak dari ketergantungannya guru-guru SD Negeri pada disiplin kerja dengan selalu menunggu perintah dari atasan, melalui tugas-tugas yang tersusun rapi dan jelas  dengan pantauan dan tekanan dari pimpinan.
Seperti yang dikemukakan oleh Gibson, dkk (1988:268-270) penelitian yang dilakukan di Universitas Michigan "berpusat pada pekerjaan dan berpusat pada karyawan". Pemimpin yang berpusat pada pekerjaan melakukan pengawasan yang ketat sehingga bawahan menjalankan tugas mereka dengan menggunakan prosedur khusus. Tipe pemimpin ini mendasarkan diri pada paksaan, imbalan, dan kekuasaan yang sah untuk mempengaruhi perilaku dan hasil karya pengikut.Â
Hasil penelitian terhadap perilaku berpusat pada pekerjaan tersebut menunjukan adanya peningkatan sebesar 25% dikarenakan dalam bagian tersebut dikendalikan secara prosedural dan ketat, sehingga diduga bahwa tekanan dan perilaku pemimpin yang berpusat pada pekerjaan merupakan sebab kenaikan.
Berdasarkan hasil penelitian baik yang dilakukan oleh penulis maupun hasil penelitian terdahulu ada kesamaan bahwasanya perilaku yang orientasi pada tugas dapat meningkatkan disiplin kerja  dikarenakan adanya tuntutan tugas dengan prosedur jelas dan terukur, ditambah dengan adanya paksaan dan tekanan dengan kekuasaan yang sah. Namun hal itu bisa terjadi dalam waktu yang tidak lama, dikarenakan adanya tekanan dan ketidaknyamanan bawahan dalam hal bertugas.
Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada tugas saja dapat mendisiplinkan kerja guru, tetapi dapat membuat tekanan dan ketidaknyamanan terhadap guru, sebagaiamana diungkapkan oleh Sutrisno (2012:92) bahwa pemimpin yang kurang baik, yang memakai kekuasaannya dengan sewenang-wenang dan menggunakan ancaman terus menerus, kadang dapat memperoleh apa yang tampak sebagai disipilin yang baik, namun rasa gelisah dan tidak tenteram yang timbul dari peraturan yang keras dan paksaan saja, dapat meledak di muka pimpinan setiap waktu.
Perilaku Kepemipinan yang Berorientasi pada Hubungan Manusia
Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan antara manusia menekankan pada komunikasi serta membangun dan mempertahankan hubungan yang efektif seperti motivasi, peningkatan kesejahteraan, dan kepuasan para staf/pegawai sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada hubungan manusia mempunyai pengaruh yang lebih rendah terhadap disiplin kerja dibandingkan dengan perilaku tugas, hal ini disebabkan oleh guru-guru SD Negeri masih bergantung pada tugas-tugas dan perintah atasan, sehingga ketika kepala sekolah tidak membuat suatu kebijakan aturan dan tugas yang jelas dengan pantaun dan tekanan, maka guru akan menjadi santai dan kurang disiplin. Â Hal ini bersamaan juga dengan rendahnya kepala sekolah memberi pengakuan, dukungan, Â kerja sama, serta komunikasi terhadap guru.
Perilaku kepala sekolah bisa meningkatkan disipilin kerja guru melalui hubungan manusia yang baik, sebagaimana yang dikemukakan oleh Robbins (2015:250) bahwa seorang pemimpin yang secara efektif menampilkan dan mengelola emosinya akan lebih mudah memengaruhi perasaan para pengikut dengan mengekspresikan simpati dan antusiasme yang tulus untuk kinerja yang baik, dan dengan tidak memperlihatkan kemarahan ketika para pekerja gagal dalam melaksanakan pekerjaannya.